Skripsi ini membahas mengenai peristiwa Pemberontakan Bangladesh Rifles (BDR) terhadap militer Bangladesh pada tahun 2009 sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan teori Mutiny as a Dialogue dari Maggie Dwyer, penelitian ini mencoba menganalisis pemberontakan BDR sebagai suatu strategi komunikasi untuk bisa berdialog dengan penguasa yaitu pihak pemerintah. Penulis menemukan bahwa dalam dialog tersebut, pasukan BDR ingin menyampaikan keluhan-keluhan mereka terutama soal rendahnya upah dan kesenjangan ekonomi antara mereka dengan para petinggi BDR yang beranggotakan perwira-perwira militer. Di samping itu, ada pula rasa ketidakadilan yang dirasakan tentara BDR dalam memperoleh berbagai hak. Analisis pemberontakan BDR sebagai strategi dialog tersebut dilakukan dengan mengacu kepada indikator-indikator yang dijelaskan oleh Dwyer, yaitu daya ganggu pemberontakan yang kuat, upaya menarik perhatian dengan mengambil alih lokasi strategis dan menahan tawanan, serta melakukan kecerdikan media. Penelitian ini menemukan bahwa strategi yang dilakukan pemberontak BDR berhasil mempertemukan mereka dengan pihak pemerintah dalam sebuah dialog untuk meningkatkan kesejahteraan tentara BDR. Pemberontakan dan dialog ini berdampak pada restrukturisasi pasukan BDR dan peningkatan kesejahteraan mereka.
This thesis discusses the events of the Bangladesh Rifles (BDR) mutiny against the Bangladesh military in 2009 as an effort to improve their welfare. I did this research with qualitative method. Using the theory of Mutiny as a Dialogue from Maggie Dwyer, this study tries to analyze the BDR mutiny as a communication strategy to be able to dialogue with the authorities, namely the government. I find that in the dialogue, the BDR troops wanted to express their complaints, especially regarding the low wages and economic disparity between them and the BDR officials who were made up of military officers. In addition, there is also a sense of injustice felt by BDR soldiers in obtaining various rights. Analysis of the BDR mutiny as a dialogue strategy was carried out with reference to the indicators explained by Dwyer, namely the strong interference power of the uprising, efforts to attract attention by taking over strategic locations and holding prisoners, as well as media ingenuity. This research found that the strategy carried out by BDR rebels succeeded in bringing them together with the government in a dialogue to improve the welfare of BDR soldiers. This mutiny and dialogue had an impact on the restructuring of BDR troops and the improvement of their welfare.