ABSTRAKSebagai negara yang memiliki letak geografis yang sangat strategis di antara negara besar di Asia Timur, Korea memiliki peran sebagai negara penyangga (buffer state) di Asia Timur. Kondisi ini membuat kedaulatan Korea tidak stabil dan harus tunduk pada kekuatan dari negara tetangganya, seperti Tiongkok, Rusia dan Jepang sebagai negara tetangga berkekuatan besar yang saling bertentangan sehingga turut mengancam wilayah Korea pada akhir abad ke-19. Kondisi wilayah yang sangat strategis, juga menarik perhatian negara lainnya yang jauh dari kawasan Asia Timur, yaitu Amerika Serikat. Proses pendekatan Amerika terhadap Korea di akhir abad ke-19 memanfaatkan Jepang sehingga terjadilah kompetisi di antara kedua kekuatan asing tersebut. Keduanya berambisi untuk menguasai wilayah Semenanjung Korea berdasarkan atas kepentingan geopolitik mereka masing-masing. Kekuatan politik baik Jepang maupun Amerika Serikat, keduanya memiliki peranan yang sangat penting sehingga pada akhirnya Korea jatuh pada tangan Jepang di tahun 1905 yang ditandai dengan Perjanjian Eulsa. Jatuhnya Korea ke tangan Jepang menjadi pertanyaan khusus bagi peneliti, mengenai bagaimana peranan Jepang dan Amerika Serikat sehingga mampu membuat Korea jatuh dalam kekuasaan Jepang di Tahun 1905. Melalui metode penelitian kualitatif- deskriptif yang memfokuskan pada visi dan misi Amerika dan Jepang terhadap Korea, peneliti berusaha untuk memaparkan kekuatan yang dimiliki oleh Jepang dan Amerika Serikat di Korea dalam perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai negara protektorat Jepang pada tahun 1905. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kekuatan Jepang lebih dominan dalam terbentuknya Perjanjian Eulsa dikarenakan visi dan misi yang Jepang cenderung menekankan pada kepentingan politik.
ABSTRACTAs a country that has a very strategic geographical position among the major countries in East Asia, Korea has a role as a buffer state (buffer state). This condition makes Korea's sovereignty unstable and must submit to the strength of its neighbors, such as China, Russia, and Japan as a powerful and contradictory neighboring country that threatens Korea`s territory at the end of the 19th century. A very strategic region of Korea also attracts the attention of other far East countries, which is the United States. The process of the American approach to Korea at the end of the 19th century used the powers of Japan so that there was a competition between these two foreign powers. Both have ambitions to control Korea based on their respective geopolitical interests. Both Japan and the United States have an important role in politics so that Korea finally fell to Japan in 1905, marked by the Eulsa Agreement. The fall of Korea into Japanese power is an interesting question for researchers, regarding how the role of Japan and the United States has that was able to make Korea fall into Japanese rule in 1905. Through qualitative-descriptive research methods that focus on the American and Japanese visions and missions towards Korea, researchers sought to describe the power possessed by Japan and the United States in Korea in the Eulsa Agreement which made Korea a Japanese protectorate in 1905. From the results of data analysis, it can be concluded that the Japanese power was more dominant in the formation of the Eulsa Agreement due to the vision and mission that Japan tends to emphasize on political interests.