UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Apakah orang tua yang menjadi lebih kaya membuat anak lebih malas? Pelajaran dari Fenomena NEET Indonesia = Do Richer Parents make children lazier? Lessons Learnt from the Indonesian NEET Phenomenon

Redi Sunarta; Padang Wicaksono, supervisor (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020)

 Abstrak

ABSTRAK
Proporsi anak muda Indonesia yang masuk kategori tidak bekerja, bersekolah atau ikut serta pelatihan (NEET) adalah salah satu yang tertinggi di Wilayah Asia. Dalam jangka panjang, akumulasi kerugian sosial yang diakibatkannya dapat menghilangkan peluang pertumbuhan karena mereka tidak mengakumulasi sumber daya manusianya. Satu kemungkinan yang dapat menjelaskan fenomena ini adalah bahwa terjadi peningkatan non-labor income seiring pertumbuhan tingkat kekayaan dekade terakhir. Berdasarkan teori klasik ketenagakerjaan, hal itu dapat mendorong orang keluar dari pasar tenaga kerja. Akan tetapi, Schooling Model memprediksi bahwa mereka akan memasuki sistem pendidikan tidak menjadi inactive. Hasil estimasi model kami mengkonfirmasi kombinasi dari dua teori klasik ini. Anak muda dari keluarga yang menjadi lebih kaya cenderung tidak masuk pasar tenaga kerja tapi memiliki peluang lebih besar untuk menempuh pendidikan tinggi. Terkhusus diskusi mengenai wealthy NEET, kami menemukan bahwa peningkatan yang sangat besar dalam nilai kekayaan sebenarnya akan memberikan probabilitas besar masuk kelompok tersebut tetapi dalam kenyataannya peningkatan kekayaan secara drastis dalam waktu singkat jarang ditemukan. Selain itu, fenomena ini hanya berlaku untuk angkatan 2014 dan proksi pengeluaran per kapita. Kami harus mengakui bahwa signifikasi hubungan ini tergantung pada pengukuran yang dipilih. Oleh karena itu, kami tidak dapat berkesimpulan bahwa peningkatan kekayaan akan memunculkan fenomena wealthy NEET.

ABSTRACT
ndonesias proportion of young people classified as not working, attending education or training (NEET) is one of the highest in the Asian Region. In long run, the accumulation of social losses that results can eliminate the opportunity. One possibility can explain this phenomenon is that an increase in non labor income in line with last decades wealth growth which encourages people out of the labor market. However, the Schooling Model predicts that they are more likely to enter the education system. Our estimation confirms these combinations of two classical theories. The youth from the wealthier family less likely to enter the labor market but have a greater probability to pursue higher education. Specifically wealthy NEET discussion, we found that a very large increase in the value of wealth would actually provide a large probability but in real case the drastic increase of wealth in a short time is rarely found. Moreover, this phenomenon only applies to the 2014 cohort and proxy expenditure per capita. We should admit that the significance of this relationship depends on the measurement chosen. Therefore, we cannot make the conclusion that an increase in wealth will bring up the NEET wealthy phenomenon.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Redi Sunarta.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xi, 58 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-22-58386018 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20506887
Cover