Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh strategi integrasi vertikal, strategi diversifikasi dan strategi internasionalisasi terhadap penentuan struktur modal perusahaan di lima negara ASEAN. Investasi dan struktur modal merupakan hasil dari keputusan yang didasarkan pada preferensi risiko manajemen. Perusahaan yang memiliki toleransi tinggi terhadap risiko cenderung memiliki tingkat utang yang lebih tinggi. Overconfidence mengakibatkan CEO memiliki toleransi risiko lebih tinggi karena adanya bias persepsi terhadap risiko dan manfaat dari strategi yang dipilih. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan analisis apakah dengan adanya CEO overconfidence dapat memengaruhi strategi perusahaan dan keputusan pendanaannya. Pengujian menggunakan data panel dari 1.038 perusahaan yang berasal dari sektor non-keuangan yang terdaftar di lima negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Hasil pengujian menunjukkan strategi perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dalam pengujian tambahan yang dilakukan di masing-masing negara menunjukkan bahwa strategi integrasi vertikal berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina. Strategi diversifikasi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina. Strategi internasionalisasi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina dan Malaysia. CEO overconfidence tidak berpengaruh terhadap hubungan antara strategi perusahaan dengan struktur modal. Dalam pengujian tambahan yang dilakukan di masing-masing negara menunjukkan bahwa CEO overconfidence terbukti memperlemah pengaruh negatif integrasi vertikal terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina. CEO overconfidence terbukti memperkuat pengaruh positif strategi diversifikasi terhadap tingkat utang pada perusahaan Indonesia dan Filipina. CEO overconfidence juga terbukti memperkuat pengaruh positif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Indonesia, Malaysia dan Filipina.
This study aims to empirically examine the associations between vertical integration, diversification, and internationalization with the firms' capital structure in companies five ASEAN countries. Investing and financing decisions are the results of risk preference in managements' decision making. Firms with higher risk tolerance tend to have higher leverage. Overconfidence leads the CEO to have a higher risk preference since there is bias perception related to the risk and benefit of the chosen corporate strategy. Therefore, a further analysis conducted on the role of CEO overconfidence strengthens or weakens the association between a firms' strategies and its capital structure. Hypothesis testing is conducted using panel data regression analysis, the sample consisted of 1.038 listed non financial firms in five ASEAN countries i.e. Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, and Thailand during 2014-2018.The result of this study shows that there is no association between firms' strategies and their capital structure decision. In the additional test for each country, it shows that the vertical integration strategy has a negative effect on leverage in Philippine companies. The diversification strategy has a positive effect on leverage in Philippine companies. The internationalization strategy has a positive effect on leverage for companies in the Philippines and Malaysia. CEO overconfidence has no effect on the association between corporate strategies and capital structure decision. In the additional test for each country, it shows that CEO overconfidence is proven to weaken the negative effect of vertical integration on leverage in companies in the Philippines. CEO overconfidence is proven to strengthen the positive influence of diversification strategies on leverage in Indonesian and Philippine companies. CEO overconfidence has also been shown to strengthen the significant positive influence on leverage in companies in Indonesia, Malaysia, and the Philippines.