ABSTRAKMultikulturalisme merupakan salah satu isu penting dalam masyarakat majemuk yang menekankan toleransi dan penerimaan terhadap kelompok lain. Multikulturalisme turut menyiratkan kehendak untuk membawa semua ekspresi kebudayaan dalam struktur yang seimbang dan mampu mengatasi permasalahan ekslusivitas yang dapat memicu konflik. Studi ini melihat praktik keberagaman yang diakomodasikan melalui even kesenian berupa Grebeg Sudiro sebagai identitas bersama komunitas Sudiroprajan. Merujuk pada kajian sebelumnya yang membahas akomodasi keberagaman melalui intervensi pemerintah,
penelitian ini melihat sisi lain yang jarang diurai dalam studi sebelumnya yakni kesadaran kolektif. Melalui metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa kesadaran kolektif komunitas Sudiroprajan secara positif mendorong terciptanya Grebeg Sudiro. Kesadaran kolektif terbangun melalui nilai-nilai kebersamaan, pengalaman, relasi dan kepercayaan antar anggota dalam komunitas Sudiroprajan sehingga Grebeg Sudiro sebagai even kesenian yang hanya terjadi setahun sekali dapat menjadi praktik keberagaman yang kuat. Grebeg Sudiro sekaligus menjadi simbolisasi komunitas untuk membangun kembali citra kampung sebagai kampung pembauran Sudiroprajan.
ABSTRACTMulticulturalism is one of the most important issues in a compound society that emphasizes tolerance and acceptance of other groups. Multiculturalism also implies the will to bring all cultural expressions into a balanced structure and able to address the problems of exclusivity that can trigger conflict. This study saw the practice of diversity that was accommodated through the art event of Grebeg Sudiro as a shared identity of the Sudiroprajan community. Referring to previous studies discussing accommodation of diversity through government intervention, this study saw the other side that is rarely disraveled in the previous study of collective consciousness. Through qualitative methods, the study found that the collective consciousness of the Sudiroprajan community led positively to the creation of Grebeg Sudiro. Collective consciousness awakens through the values of togetherness, experience, relationships and beliefs between members in the Sudiroprajan community so that Grebeg Sudiro as an art event that happens only once a year can be a strong practice of diversity.
Grebeg Sudiro also became the symbolization of the community to rebuild the image of Kampung as Sudiroprajan intermingling.