UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Penggunaan realisme magis dan mise-en-scène dalam penggambaran hubungan dan isolasi sosial dalam film animasi The Night Is Short, Walk On Girl = The Use of magical realism and mise-en-scène in depicting social connection and isolation in the movie The Night Is Short, Walk On Girl

Putri Noor Amaliana Nasman; Citra Rindu Prameswari, supervisor; Pasaribu, Rouli Esther, examiner; Dewi Anggraeni, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020)

 Abstrak

Fokus penelitian ini adalah bagaimana hubungan dan isolasi sosial di Jepang digambarkan dengan menggunakan mode penulisan realisme magis dalam film animasi The Night Is Short, Walk On Girl. Penelitian ini dilakukan dengan analisis teks dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara unsur-unsur realisme magis yang ada dalam film, yang menggambarkan hubungan dan isolasi sosial paling banyak ditemukan di akhir film. Elemen-elemen tersebut juga didukung oleh mise-en-scène dan simbolisme sinematis. Beberapa karakter tertentu (Otome, Rihaku, dan Senpai) digambarkan sebagai perwakilan hubungan dan isolasi sosial yang ditemukan di kalangan lansia dan mahasiswa Jepang. Meskipun Otome awalnya digambarkan memiliki hubungan sosial yang baik, dia bahkan tidak menyadari akan kemungkinan terjalinnya sebuah hubungan selama film berlangsung sampai di act terakhir film. Sementara itu, isolasi sosial yang dirasakan oleh Rihaku dan Senpai diselesaikan dengan dua cara yang berbeda : Rihaku yang mendapat motivasi dari Otome ketika dia jatuh sakit, dan Senpai yang menyadari sendiri sehingga dia memutuskan untuk bertemu dengan Otome secara langsung.

The focus of this study is how social connection and isolation in Japan are depicted using the writing mode magical realism in the animated movie, The Night Is Short, Walk On Girl. This research is done by text analysis and library research. Results show that among the many magical realist elements in the movie, those that depict social connection and isolation mostly appear in the last act of the movie. Said elements are also supported by mise-en-scène and cinematic symbolism. Certain characters (Otome, Rihaku, and Senpai) are shown to be representations of social connection and social isolation found among the Japanese elderly and university students. Although Otome shows clear signs of having good social connection with others around her at first glance, for the majority of the movie she does not even realize the possibility of one to begin with, although this changes in the final act. Meanwhile, the social isolation that Rihaku and Senpai go through are solved in two different ways: In Rihaku’s case, it being Otome coming to him and cheering him up while he is sick in bed, and in Senpai’s case being him deciding to come out of his shell in order to connect with Otome.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Putri Noor Amaliana Nasman.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Makalah dan Kertas Kerja
No. Panggil : MK-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 47 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 10-21-363544268 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20508289
Cover