Dewasa iniĀ kekerasan terhadap perempuanĀ baik itu secara verbal maupun non-verbal semakin marak dikarenakan adanya diskriminasi dan
stereotype yang disematkan lingkungan kepada perempuan. Banyak karya sastra termasuk novel Jawa mengonfigurasikan isu-isu ketidakadilan dan kekerasan berbasis gender. Novel kumpulan roman dari Suparto Brata berjudul
Ser! Randha Cocak menggambarkan tentang perjuangan kehidupan perempuan di tengah ranah publik dan stigma janda. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi tindakan tokoh perempuan dalam menghadapi lingkungan yang mendiskriminasi mereka? Tujuan penelitian ini adalah menguraikan strategi perempuan Jawa dalam menyelesaikan masalah diskriminasi dan stigma digambarkan oleh Suparto Brata melalui ketiga tokoh perempuan utama dalam Novel
Ser! Randha Cocak. Landasan konseptual yang digunakan adalah konsep hidup
nrima dan prinsip rukun hormat Jawa, dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
Showing dan
Telling. Kesimpulan penelitian menunjukkan keberhasilan ketiga tokoh perempuan utama dalam memperjuangkan kesetaraan gender, yakni berhasil mengubah habitus lingkungan tentang ekpektasi-ekspresi terhadap perempuan dengan tindakannya. Perjuangan ketiga tokoh perempuan tersebut melahirkan keterbukaan atau pelepasan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan sehingga perempuan mendapatkan peran serta kedudukan yang sama dengan laki-laki, dalam rangka memajukan kehidupan diri serta berperan dalam masyarakat.
In recent years, The number of Abuse of Women is reaching a new high caused by discrimination and negative stereotyping toward women. There are numerous literature, Javanese novels included, configured issues of injustice and gender-based abuse. An Anthology by Suparto Brata titled "Ser! Randha Cocak" tells a story of struggles and stigmatization of being a widow in the public eye. The main problem formulation of this study is "how the female protagonist strategized her action againts hostile environments she lived in?". Conceptual foundation of this study is the concept of "acceptance" and "Javanese harmony", with feminist literature critical approach. this study utilizedĀ Qualitative Descriptive analytical method. Data for this research is collected with "Showing & telling" technique. This study concludes that the three female protagonists succeed in their struggle promoting gender equality, by changing environment's habitus about expression-expectation on women and their actions. The protagonists finally realized openness or the release of society's expectation on women, allowing them to gain equal status to men in advancing both the lives of society and their own lives.