Penelitian ini mengeksplorasi konstruksi wacana kesehatan reproduksi remaja pada
@infinityGenRe, agen sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi remaja Program GenRe
BKKBN. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (CDA) Norman Fairclough
untuk menganalisa teks-teks @infinityGenRe dan model Pengembangan Seksualitas
Berbasis Keterampilan Miriam Arbeit untuk menganalisis pengembangan agensi
seksualitas @infinityGenRe. Hasil CDA menemukan wacana kesehatan reproduksi
@infinityGenRe menanamkan ideologi pembangunanisme dan ideologi gender tidak setara,
yang dipengaruhi norma agama dan budaya masyarakat patriarkis. Nilai-nilai tersebut
dikonstruksikan melalui praktik wacana dalam komunitas PIK R Rumah Remaja dan peran
@infinityGenRe sendiri sebagai produsen. Pada konteks sosiokultural, yaitu konteks sosial
dan konteks institusional, memperlihatkan adanya ideologi pembangunisme mengenai
remaja dan mengkonstruksi gender secara tidak setara yang melanggengkan superioritas
seksualitas laki-laki terhadap perempuan dalam wacana kesehatan reproduksi remaja
@infinityGenRe. Pada model Arbeit, @infinityGenRe tidak secara khusus
mengembangkan agensi seksualitas remaja tetapi mereproduksi dan meneguhkan ideologi
pembangunanisme melalui ideologi kesehatan reproduksi remaja dan konstruksi gender.
BKKBN dapat menggunakan evaluasi berjenjang untuk sosialisasi dan edukasi kesehatan
reproduksi remaja melalui media baru, serta menambahkan submateri kesetaraan gender
pada modul pelatihan
This study explores the construction of adolescent reproductive health discourse on@infinityGenRe, an agent for the dissemination and education of adolescent reproductivehealth of the BKKBN GenRe Program. This study employs Norman Fairclough's criticaldiscourse (CDA) analysis to analyze the texts of @infinityGenRe and the Miriam ArbeitSkills-Based Sexuality Development model to analyze the development of the@infinityGenRe sexuality agency. Using CDA analysis, this study found that the discourseon reproductive health @infinityGenRe instills an ideology of developmentism and anunequal gender ideology, which is influenced by religious and cultural norms of patriarchalsocieties. These values are constructed through the practice of discourse in the PIK RRumah Remaja community and the role of @infinityGenRe itself as a producer. In thesocio-cultural context, namely the social context and institutional context, there is anideology of developmentism about adolescents and unequal construction of gender thatperpetuates the superiority of male sexuality over women in the discourse of adolescentreproductive health @ infinityGenRe. Using Arbeit model, this study found that@infinityGenRe does not specifically develop adolescent sexuality agencies but reproducesand reinforces the ideology of developmentism through adolescent reproductive healthideology and gender construction. BKKBN should use tiered evaluations for thedissemination and education of adolescent reproductive health through new media, as wellas adding gender equality submissions to the training modules