Penelitian ini membahas bentuk tinggalan budaya hibrid yang dilihat dari gaya ornamen bangunan pada masjid kuno yang ada di Jakarta Barat abad XVIII, yaitu Masjid Angke, Masjid An-Nawier, Masjid Kampung Baru, Masjid Al-Masyur, dan Masjid Kebon Jeruk. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap unsur-unsur budaya apa saja yang terkandung dari tiap-tiap masjid. Kajian terhadap masjid-masjid kuno yang ada di Jakarta sudah banyak dilakukan oleh para peneliti dengan berbagai kajian. Namun masih terdapat banyak peluang untuk para peneliti yang ingin meneliti masjid kuno di Jakarta dengan menggunakan berbegai tema seperti kajian Hibriditas ini. Oleh karena itu kajian ini menitik beratkan pada bentuk hibriditas budaya yang terkandung pada kelima masjid kuno yang ada di Jakarta Barat pada abad XVIII. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengunakan metode penelitian arkeologi Sharer dan Ashmore yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Hasil kajian memperlihatkan kehadiran pengaruh gaya budaya lokal (Betawi, Bali, Jawa) dan budaya Asing (Cina, Kolonial, Arab) pada bagian Jendela, Bentuk Atap, Denah Soko Guru dan Mimbar ke lima Mesjid. Selain itu, hasil analisis menunjukkan budaya hybrid pada bagian Jendela dari kelima masjid kuno di Jakarta Barat yang menggunakan Jenis teralis (Kolonial) yang di padukan dengan kayu ulir (Betawi) yang mengisi celah teralis tersebut.
This study discusses the hybrid cultural heritage seen from the style of building ornaments in ancient mosques in West Jakarta XVIII century, namely the Angke Mosque, An-Nawier Mosque, Kampung Baru Mosque, Al-Masyur Mosque, and Kebon Jeruk Mosque. In addition, an analysis of what cultural elements are contained in each mosque. Studies of ancient mosques in Jakarta have been carried out by researchers with various studies. But there are still many opportunities for researchers who want to examine ancient mosques in Jakarta using a variety of themes such as this Hybridity study. Therefore, this study focuses on the form of cultural hybridity contained in the five ancient mosques in West Jakarta in the XVIII century. The method used in this study uses the Sharer and Ashmore archaeological research methods, namely formulation, implementation, data collection, data collection, data processing, analysis, interpretation, and publication. The results of the study show the presence of the influence of local cultural styles (Betawi, Balinese, Javanese) and Foreign cultures (Chinese, Colonial, Arabic) on the Window, Roof Form, Soko Guru Plan and the Five Mimbars of the Mosque. In addition, the results of the analysis show a hybrid culture in the Window of the five ancient mosques in West Jakarta that uses a Trellis (Colonial) type that is mixed with threaded wood (Betawi) that fills the trellis gap.