Pada penelitian ini dilakukan kepada pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme (GSA) yang mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan tingkat stress yang diintervensi video modeling dan modul pedagogi visual berkunjung ke dokter gigi melalui analisis kadar immunoglubulin A saliva. Studi ini merupakan penelitian cross- sectional-eksperimental klinis dan laboratoris dilakukan pengambilan saliva sebelum dan setelah intervensi untuk diukur kadar salivary immunoglobulin A (SIgA). Subjek adalah 16 anak GSA berusia 6-10 tahun yang telah memiliki diagnosa dari dokter anak atau psikiater, tidak memiliki kelainan pada penglihatan dan pendengaran, maupun pernah menjalani koreksi pada penglihatan dan pendengaran sehingga tidak mengganggu kemampuan melihat dan mendengar, dapat mengikuti instruksi sederhana, belum pernah berkunjung ke dokter gigi. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi Video modeling dan kelompok intervensi Modul PV-BDG, masing-masing kelompok terdiri dari 8 anak GSA. Analisis data menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Terdapat kenaikan kadar SIgA setelah intervensi Video PV- BDG. Rata-rata kadar SIgA setelah intervensi Video modeling dan modul PV-BDG adalah 35,35±22,67 dan -38,67±11,07. Video modeling lebih efektif dalam menurunkan stress pada saat perawatan gigi yang diukur dari perubahan kadar salivary immunoglobulinA
The research is conducted on children with Autism Spectrum Disorder (ASD) with aim is to determine the difference of stress level reduction which intervened by video modeling and the module of ”Pedagogi visual berkunjung ke dokter gigi” through analyis of salivary Immunoglobulin A level. This study is a cross-sectional- experimental and laboratory research that carried out salivary collection before and after the intervention to obtain the level of Salivary Immunoglobulin A (SIgA). The subjects are 16 children with ASD aged 6-10 years old who have had diagnosed by pediatrician or psychiatrist, neither have any abnormalities in vision and hearing nor have undergone correction in vision and hearing, so that they can follow simple instructions. They should also have never been visited the dentist before. Subjects are divided into 2 groups, they are the video modeling intervention group and the PV-BDG Module intervention group. Each group consists of 8 children with ASD. The data analysis utilizes Shapiro-Wilk normality test. It is found that SIgA level is increased after PV- BDG video intervention. The average level of SIgA after intervention of video modeling and PV-BDG module are 35.35±22.67 and -38.67±11.07. It is concluded that video modeling method is more effective in reducing stress level in dental care as measured by the changes of salivary Immunoglobulin Alevel.