Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan klausul K3 pada perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan pemberi kerja. Pembatasan pembahasan pada penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pemahaman bagi pekerja mengenai klausul K3 dalam substansi perjanjian kerja. Penurunan risiko terjadinya kecelakaan kerja, khususnya sektor konstruksi, dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pekerja dalam pengembangan budaya K3 pada perusahaan. Penelitian ini membahas sejauh mana penerapan budaya K3 dapat mempengaruhi pelaksanaan program K3 dalam hal kesadaran dan keterlibatan pekerja, pelaksanaan pengawasan oleh petugas K3 pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, dan memaparkan kendala yang terjadi dalam upaya perlindungan pekerja, serta penjelasan mengenai dampak bagi pekerja dan perusahaan pemberi kerja apabila sistem K3 tidak diselenggarakan dengan baik. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa upaya-upaya yang dilakukan manajemen untuk tetap menumbuhkan budaya K3 pada proyek KCJB untuk menambah keterlibatan pekerja dalam aktivitas pembinaan terkait K3 sudah sangat baik. Nampak upaya perusahaan untuk tidak hanya berhitung segala hal dikaitkan dengan efisiensi anggaran saja, namun juga melihat keterlibatan buruh sebagai faktor pendukung suksesnya pengembangan budaya K3.
Issues in this research are related to the OHS (Occupational Health and Safety) clause in employment contract between the worker and the employer. The limitation of the discussion in this research is knowing the extent of understanding for workers regarding the OHS clause in the substance of the employment contract. Reduction of the risks of work accidents, especially in the construction sector, can be done by increasing the understanding and involvement of workers in developing OHS culture in the company. This research uses analytical method approach combine between qualitative and quantitative, where quantitative methods are used as an amplifier of qualitative methods. This research discusses the extent to which the application of OHS culture can influence the implementation of the OHS program in terms of employee awareness and involvement,
the implementation of supervision by the OHS officer on the Project of Kereta Cepat Jakarta Bandung and describes the obstacles that occur in protecting the workers. The conclusion from this research that the efforts made by management to continue to foster the OHS culture in the KCJB project have been very good. The companys efforts to not only count everything are related to budget efficiency, but also to see the involvement of workers as a supporting factor for the success of OHS culture development.