Waduk Tilong yang terletak di Kabupaten Kupang mempunyai luas genangan 154,97 ha dan kedalaman rata-rata 12,5 m dengan volume air 19 juta m3 serta debit air keluar berkisar antara 86,4-106,3 m3/hari. Fungsi utama waduk ini adalah sebagai sumber air irigasi. Kegiatan perikanan tangkap belum dikembangkan secara optimal di waduk ini. Pengembangan perikanan tangkap dapat dilakukan melalui perikanan berbasis budidaya (Culture-based fisheries, CBF) yaitu dengan penebaran ikan bandeng (Channos channos) atau nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi produksi perikanan dan kebutuhan benih untuk pengembangan CBF di waduk Tilong. Penelitian dilakukan pada bulan Maret dan September 2016 pada tiga stasiun pengamatan. Pengambilan contoh air dilakukan pada kedalaman 0,5 dan 2,0 m dari permukaan yang merupakan kedalaman eufotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan CBF di waduk Tilong dapat berhasil karena didukung oleh kondisi limnologi layak untuk kehidupan ikan, ketersediaan benih yang dihasilkan oleh balai benih ikan (BBI) mencukupi untuk penebaran dan juga adanya dukungan masyarakat sekitar melalui kelembagaan adat. Benih ikan bandeng dan nila yang dihasilkan oleh 13 BBI masing-masing sebanyak 7.040.770 dan 7.023.400 ekor/tahun. Ditinjau dari aspek kualitas air, ketersediaan benih dan juga nilai ekonomi yang diperoleh maka perikanan tangkap melalui CBF layak dikembangkan di waduk Tilong. Potensi produksi perikanan di waduk Tilong berkisar 75,9-77,5 kg/ha/tahun atau sebesar 11,9-12,0 ton/tahun. Jumlah benih optimal ikan bandeng dan nila yang dapat ditebar masing-masing berkisar 71.000-73.500 ekor/tahun dan 72.000-75.000 ekor/tahun. Estimasi produksi ikan tangkapan dari kegiatan penebaran ini sekitar 40% dari potensi produksi perairan dengan nilai ekonomi sebesar Rp 20.500.000 dan Rp 21.500.000.