Artikel Jurnal :: Back

Artikel Jurnal :: Back

Tindak tutur direktif dalam khotbah jumat di Kota Bandung dan Sukabumi

Lina Marlina (Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019)

 Abstract

Khotbah Jumat adalah rangkaian dari ibadah salat Jumat yang dilakukan oleh setiap muslim setiap pekan. Aspek kebahasaan dalam penyampaian khotbah Jumat sangat menarik untuk diteliti dan diulas lebih dalam dari sisi linguistik terutama dengan pendekatan pragmatik. Penelitian ini mencoba menganalisis penggunaan tindak tutur direktif yang terealisasi dalam khotbah Jumat di kota Bandung dan Sukabumi. Sumber data diambil dari rekaman dan observasi khotbah Jumat yang ada di beberapa masjid yang dipilih secara acak di kota Bandung dan Sukabumi. Hasil analisis data menunjukan bahwa tindak tutur tutur khotbah dengan menggunakan bentuk ajakan terlihat lebih dominan dengan menggunakan kata “ayo, kita, ayo kita, mari”. Tuturan memerintah dengan beberapa pola: verba yang diikuti partikel “lah”, verba yang diberi sufiks “kan”, dan verba yang diikuti oleh sufiks “i”. Selanjutnya, tuturan melarang yang disampaikan oleh khotib secara lugas dengan kata “tak usah, tak perlu, jangan, jangan sekali-kali. Tuturan direktif tak langsung juga disampaikan sang khotib dilakukan dengan menggunakan kalimat berita dengan memberikan gambaran manfaat, keuntungan atau sesuatu yang akan diperoleh jikalau melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Friday‟s sermon is a series of weekly prayers performed by every Muslim . The linguistic aspects in delivering Friday sermon is fascinating to be discussed and analyzed deeply in terms of religious language,especially from the pragmatic point of view. This research tries to explain the use of directive speech act that realized in Friday sermon at Bandung and Sukabumi. Sources of data were taken randomly from the recording and observation of Friday sermon in several mosques in Bandung and Sukabumi. The result of data analysis shows that the speech act of Friday sermon which using the invitation formsis more dominant by some words,such as“ayo, kita, ayo kita, mari”.Directive speech acts use several imperative patterns such as verbs followed by "lah" particles, Verb followed by suffix "kan", and verbs followed by the suffix "i". Furthermore, the prohibition speech acts were directly delivered through the words"“tak usah, tak perlu, jangan, jangan sekali-kali”. Indirect directive speech acts are also performed by the khotib by using the declarative sentence through providing an overview the benefits, advantages or something to be gained if doing or not doing something.

 Metadata

Collection Type : Artikel Jurnal
Call Number : 400 JIKKT 7:2 (2019)
Main entry-Personal name :
Subject :
Publishing : ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
Cataloguing Source : LibUI ind rda
ISSN : 23391154
Magazine/Journal : Toto Buang: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
Volume : Vol. 7, No. 2 Desember 2019: Hal. 261-277
Content Type : text
Media Type : unmediated
Carrier Type : volume
Electronic Access : https://totobuang.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/totobuang/article/view/162
Holding Company : Universitas Indonesia
Location : Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal
  • Availability
  • Review
  • Cover
Call Number Barcode Number Availability
400 JIKKT 7:2 (2019) 08-22-55168734 TERSEDIA
Review:
No review available for this collection: 20511805
Cover