Pengelolaan persediaan suku cadang untuk kegiatan pemeliharaan peralatan menjadi hal
penting bagi perusahaan terutama industri manufaktur. Ketidaktersediaan suku cadang
mengakibatkan potensi terjadinya breakdown peralatan yang berdampak pada biaya atas
waktu henti peralatan. Sebaliknya, kelebihan persediaan mengakibatkan biaya
penyimpanan yang cukup tinggi dan terjadinya dead stock material yang belum
dimanfaatkan. Selain itu perusahaan harus mampu mengelola material persediaan agar
tetap terjaga kualitasnya sehingga siap digunakan kapanpun material dibutuhkan.
Pengelolaan suku cadang melibatkan baik aspek pemeliharaan maupun aspek persediaan
karena keduanya saling berhubungan. Dalam penelitian ini akan dibahas klasifikasi
berdasarkan kedua aspek tersebut. Klasifikasi dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama
adalah klasifikasi suku cadang berdasarkan fungsinya dalam suatu peralatan, dilanjutkan
dengan klasifikasi berdasarkan dampaknya terhadap produksi, health, safety, dan
environment menggunakan risk assessment matrix. Tahap kedua, klasifikasi multi kriteria
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan kriteria lead time, unit
price, probability of failure, dan availability of equipment. Kedua tahapan ini akan
dikombinasikan dalam decision diagram untuk mengetahui criticality level suku cadang.
Metodologi ini dikembangkan di salah satu industri pengolahan minyak di Indonesia dan
dapat diimplementasikan sebagai langkah dalam menetapkan kebijakan persediaan. Hasil
penelitian menunjukkan, dengan pengembangan metodologi tersebut dapat diketahui
tingkat kekritisan suku cadang sehingga dapat ditentukan prioritas penyediaannya di
gudang.
Management of spare parts in maintenance activities is indispensable for companies. The
insufficiency of spare part, resulting in equipment failures which has an impact on costs.
Otherwise, inventory excess may result in high storage costs and dead stock of materials.
The company should be able to manage the inventory level so that their quality is
maintained. Spare part management involves both maintenance and inventory aspect
because they are interrelated. In this research, we determine how to classify spare parts
considering these two aspects. This classification is divided into two parts; classification
based on the function of spare parts and impact in terms of production, health, safety, &
environment using risk assessment matrix; and multi-criteria classification using
Analytical Hierarchy Process with the criteria of lead time, unit price, probability of
failure, and availability of equipment. Then combined in decision diagram to determine
the criticality level of the spare part. The methodology was developed in the oil processing
industries in Indonesia and can be implemented as a step in establishing inventory
management policies. From the research, it is known that the development of the
methodology can obtain the criticality level of spare parts so that the priority of supply
can be determined