Dunia motor di Indonesia identik dengan kaum laki-laki. Pada umumnya, keterlibatan perempuan di dalam dunia motor atau biasa dikenal dengan istilah Lady Biker mendapat label dari masyarakat sebagai perempuan maskulin yang memiliki sifat kelelakian, keberanian, kekuatan, kegarangan dalam berpakaian dan berpenampilan. Padahal seorang Lady Biker menunjukkan sisi feminin dan masih menjalankan kodratnya selayaknya seorang perempuan, seperti masih mengenakan rias wajah dan melakukan perawatan kecantikan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Lady Biker di dalam komunitas MotoLadies Indonesia maupun saat berada di jalan menampilkan identitas mereka melalui atribut keselamatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang mencakup wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mengenakan atribut keselamatan, membuat identitas gender mereka jadi tersamarkan. Ini berkaitan dengan cara pandang mereka mengenai tubuh dan penampilan berpakaian berdasarkan konsep gender feminin dan maskulin yang sudah tertanam di dalam diri mereka. Penelitian ini menemukan bahwa Lady Biker mengenakan helm sebagai “casing” atau tameng untuk menunjang performance mereka di masyarakat. Identitas mereka kemudian tidak terlepas dari tindakan performatif seperti yang dijelaskan Butler (1988), yang terus dilakukan secara berulang pada community stage dan daily stage.
The world of motorbikes in Indonesia is synonymous with men. In general, the involvement of women in the world of motorbikes or commonly known as Lady Biker is labeled by the community as masculine women who have male characteristics, courage, strength, ferocity in dress and appearance. Even though a Lady Biker shows her feminine side and still carries out her nature like a woman, like still wearing make- up and doing beauty treatments. This study aims to describe how Lady Biker in the Indonesian MotoLadies community as well as on the road displays their identity through safety attributes. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach that includes in-depth interviews and participant observation. The results of this study indicate that wearing safety attributes will disguise their gender identity. This has to do with the way they look at their bodies and their appearance in clothes based on the concept of feminine and masculine gender that has been embedded in them. This study found that Lady Biker wore a helmet as a "casing" or shield to support performance theirin society. Their identity is then inseparable from performative actions as explained by Butler (1988), which continues to be repeated on the community stage and the daily stage.