Latar Belakang: Temporomandibular disorders (TMD) memiliki prevalensi yang bervariasi antara 45% hingga 88% di berbagai tempat di dunia. Beberapa gejalanya berupa sakit dan kesulitan membuka mulut. Gejala ini dapat mengganggu pola makan dan pada akhirnya mengganggu status nutrisi individu penderita TMD. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada individu dengan dan tanpa TMD. Metode: Penelitian dengan desain cross-sectional dilakukan dengan partisipan 100 orang penduduk Desa Klecoregonang, Pati, Jawa Tengah. Variabel yang diteliti yaitu status TMD, IMT, asupan nutrisi, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi. Pengambilan data dilakukan sepanjang bulan November 2020. Partisipan diwawancarai untuk mengisi kuesioner ID-TMD sebagai alat skrining TMD dan kuesioner food frequency questionnaire (FFQ) untuk mengukur asupan nutrisi. Partisipan juga diukur tinggi dan berat badannya untuk menghitung IMT. Selain itu, data usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan jumlah pengeluaran per bulan juga dicatat sebagai data sosiodemografis. Hasil: Analisis data menggunakan uji komparatif kategorik tidak berpasangan menunjukkan tidak ada perbedaan IMT pada partisipan dengan dan tanpa TMD (p = 0,933). Variabel confounding yang menujukkan perbedaan nilai secara statistik pada partisipan dengan dan tanpa TMD adalah asupan nutrisi (p = 0,003), usia (p = 0,025), dan tingkat ekonomi (p = 0,01). Lebih lanjut, tidak ada perbedaan IMT antar kategori asupan nutrisi (p=0,454). Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan IMT pada partisipan dengan dan tanpa TMD.
Background: Temporomandibular disorders (TMD) occurrence ranged between 45%- 88% in various part of the world. Some of the symptoms include pain and mouth opening difficulty. These symptoms can interfere with eating patterns and ultimately disrupt the nutritional status of individuals with TMD. Aim of this study is to compare the differences in Body Mass Index (BMI) in individuals with and without TMD. Methods: This study is a cross-sectional study with 100 participants from Klecoregonang Village, Pati, Central Java. Data collection was carried out throughout November 2020. The variables studied were TMD status as dependent variable, BMI as independent variable, and the confounding variable were nutritional intake, age, gender, education level, and economic level. Participants were interviewed to fill out ID-TMD questionnaire as TMD screening tool and Food Frequency Questionnaire (FFQ) to measure nutritional intake. Participants were also measured for height and weight to calculate BMI. In addition, data about age, gender, education level, and monthly expenditure were also recorded as sociodemographic data. Results: Data analysis using unpaired categoric comparative test showed no difference in BMI between participants with and without TMD. The confounding variables that showed statistically different values for paricipants with and without TMD is nutritional intake (p = 0,003), age (p = 0,025), and economic level (p = 0,01). Furthermore, there was no difference in BMI between nutritional intake categories (p=0,454). Conclusion: there is no difference in BMI between participants with and without TMD.