Latar belakang: Batu buli merepresentasikan sekitar 5% dari semua kasus batu saluran kemih. Banyak kondisi medis yang berperan dalam pembentukan batu tersebut. Penanganan batu buli terus berkembang dari sectio alta, intracorporeal lithotripsy dan extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL adalah sebuah modalitas yang menjanjikan dalam penanganan batu buli karena dapat ditoleransi dengan baik dan lebih sederhana. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keamanan dan efektifitas dari ESWL dalam penanganan batu buli
Metode: Studi ini merupakan sebuah studi retrospektif yang mengambil data dari rekam medis 92 pasien yang didiagnosa batu buli di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dari Januari 2011 sampai April 2015. Data yang dikumpulkan meliputi usia pasien, jenis kelamin, jenis batu, prosedur yang dilakukan dan status disintegrasi batu, lama rawat dan komplikasi yang mungkin terjadi. Semua data dianalisa secara statistik menggunakan IBM SPSS versi 20.
Hasil: Mayoritas pasien menjalani prosedur ESWL (49 dari 92, 53,3%). Angka bebas batu untuk tindakan ESWL, intracorporeal lithotripsy, dan sectio alta adalah 93,9%, 97,0% dan 100% secara berurutan. Salah satu pasien harus mengulang prosedur ESWL. Rerata ukuran batu ditemukan paling kecil pada kelompok ESWL bila dibandingkan dengan kelompok intracorporeal lithotripsy dan sectio alta (2,5±2,0 vs 4,8±3,7 vs 7,4±5,4 secara berurutan). Perbedaan rerata batu ditemukan signifikan secara statistik antara kelompok ESWL dan intracorporeal lithotripsy (p=0,014). Prosedur ESWL dilakukan pada klinik rawat jalan.
Kesimpulan: ESWL dapat direkomendaasikan sebagai modalitas terapi yang efektif dan non-invasif dalam penanganan batu buli dengan angka bebas batu yang cukup baik (93,9%) dan bisa dilakukan di poliklinik rawat jalan dengan komplikasi yang minimal.
Background: Bladder stone accounts for 5% of all cases of urolithiasis. Many conditions play a role in its formation. Bladder stones management has evolved over the last decades from open bladder surgery (sectio alta) to intracorporeal cystholithotripsy as well as extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL presents to be a promising modality in the management of bladder calculi due to its simplicity and well tolerability. This study is thus conducted to present data on the safety and effectiveness of ESWL in the management of bladder stone patients.Methods: This is a retrospective study evaluating the medical records of 92 bladder calculi patients admitted to Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM) from January 2011 to April 2015. Patient’s age, gender, type of stone and procedure being done, status of stone disintegration, length of hospital stay, and any complications that may occur are noted down and statistically analyzed using IBM SPSS v. 20.Results: Majority of the patients underwent ESWL (49 out of 92, 53.3%). The stone free rates for ESWL, intracorporeal lithotripsy, and sectio alta are 93.9%, 97.0% and 100% respectively. One patient had to repeat ESWL. The ESWL group had the smallest stone size average compared to the intracorporeal lithotripsy and section alta group (2.5±2.0 vs 4.8±3.7 vs 7.4±5.4 respectively). This difference in average stone size was statistically significant compared to the ESWL and intracorporeal lithotripsy group (p=0.014). The ESWL sessions were conducted in the outpatient clinic, and thus no hospital stay was required.Conclusion: ESWL can be suggested as an effective non-invasive approach in the disintegration of bladder stone of £25 mm with a promisingly high stone-free rate (93.9%) that can be performed on an outpatient basis with minimal complications.