Perubahan pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan low grade inflammation
dan berkontribusi terhadap resistensi insulin. Namun, penelitian tentang efek
peradangan yang disebabkan oleh diet masih tidak konsisten. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan antara potensi kadar inflamasi pada makanan yang diukur
dengan Dietary Inflammatory Score (DII) dan kadar serum TNF-alfa. Tesis ini
merupakan studi potong lintang pebandingan yang dilakukan pada 210 orang dewasa
usia 18-55 tahun kelompok status gizi normal (normoweight) dan obesitas. Rerata dari
skor DII pada kelompok normoweight (n=76) adalah -0,20±2,20 sedangkan pada
kelompok obes (n=134) adalah 0,05±1,99 (p=0,407) dari nilai maksimal skor DII 6,35
dan nilai skor DII minimal adalah -,55. Analisa pada 72 subsample menunjukkan bahwa
skor DII tidak berhubungan dengan serum TNF-α setelah penyesuaian untuk kovariat (ß
= 0,001, p = 0,895). Namun, jika skor DII diklasifikasikan ke dalam kelompok status
gizi normal dan kelompok obesitas, skor DII pada normoweight (n=34) berhubungan
signifikan dengan serum TNF-α setelah penyesuaian kovariat (ß = 0,013, p = 0,036),
tetapi tidak pada kelompok obesitas. Kesimpulannya, Skor DII secara keseluruhan tidak
berhubungan dengan kadar TNF-α serum tetapi hubungan positif terlihat pada
kelompok dengan status gizi normal menunjukkan adanya potensi inflamasi dari diet
yang terukur dengan skor DII dan berhubungan peningkatan inflamasi jaringan adiposa
lebih terlihat pada kelompok status gizi normal. Program promotif dan preventif perlu
ditingkatkan dengan sedini mungkin untuk meningkatkan kualitas diet dan kesehatan
individu dan masyarakat.
Accumulating evidence identifies dietary intake may triggers chronic low-gradeinflammation as potential mechanisms contributing to insulin resistance. However,studies regarding dietary inflammatory were inconsistent. The study aimed to observethe relationship between the inflammatory potential in foods as measured by the DietaryInflammatory Score (DII) and TNF-alpha serum levels among the normal body massindex (normoweight) and obese adults. A cross-sectional comparative study wasconducted involving adults aged 18-55 years. The mean DII score in the normoweightgroup (n=76) was -0.20 ± 2.20, while in the obese group (n=134) was 0.05 ± 1.99 (p =0.407). Our of maximum DII score was 6,35 and minimum DII score was -7,55.Analysis of 72 subsample showed that the overall DII score was not associated withserum TNF-α after adjustment for covariates (ß = 0.001, p = 0.895). However, if the DIIscore was classified into the normoweight and the obese group, the DII score in thenormoweight group (n=34) was significantly associated with serum TNF-α aftercovariate adjustment (ß = 0.013, p = 0.036), but not in the obese group. In conclusion,overall DII score was not associated with serum TNF-α level. However, the positiveassociation suggesting the inflammatory nature of diet in regulating adipose tissueinflammation was observed and more suitable in normal nutritional state. Promotive danpreventive program should be encouraged as earliest possible to improve individual andcommunity diet quality and health status