Pada bulan Juni 2017, Arab Saudi bersama negara teluk lainnya Bahrain, Uni
Emirat Arab, dan Mesir secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik
mereka dengan Qatar. Namun, penulis berasumsi bahwa pemutusan hubungan
secara sepihak oleh Arab Saudi tidak sepatutnya dilakukan karena Qatar sudah
menjadi negara yang kooperatif dengan segala peraturan yang diberikan. Dengan
Qatar yang sudah menjalankan Kesepakatan Riyadh, seharusnya hal tersebut
dapat menjadikan pertimbangan bagi Arab Saudi dalam mengambil kebijakan
untuk tidak memutuskan hubungan diplomatik secara sepihak. Maka dari itu
dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang akan dimunculkan adalah
mengapa Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar?
Dengan tujuan dari penelitian ini yakni untuk memahami alasan dibalik
pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar. Di dalam
menganalisa penelitian ini, penulis menggunakan Teori Persepsi Ancaman
Stephen M. Walt dan Teori Mispersepsi dari Robert Jervis, kedua teori ini
digunakan untuk menganalisa alasan dibalik pemutusan hubungan dilomatik yang
dilakukan Arab Saudi terhadap Qatar. Penulis menggunakan dua variabel dari
Walt yakni aggregate power dan offensive intentions untuk menganalisa
kapabilitas kekuatan dan agresivitas Qatar sehingga terbentuknya persepsi
ancaman. Sedangkan, Teori Persepsi dan Mispersepsi Jervis digunakan untuk
menjelaskan persepsi pembuat kebijakan Arab Saudi terhadap prilaku Qatar yang
dinilai berbahaya. Penulis menemukan bahwa pemutusan hubungan diplomatik
ini disebabkan oleh ketakutan Arab Saudi atas peningkatan dan kapabilitas Qatar
di kawasan yang mengakibatkan terbentuknya persepsi ancaman. Kebijakan Arab
Saudi ini diakibatkan dari kurangnya informasi yang didasari oleh desire dan fear,
ini berpengaruh terhadap pembuat keputusan Arab Saudi yang pada akhirnya tidak
mempertimbangkan faktor lain hanya bergantung kepada wishful thinking bahwa
hubungan serta tindakan Qatar dengan Iran, Ikhwanul Muslimin, dan Al Jazeerah
merupakan bentuk ancaman keamanan bagi negaranya. Pada akhirnya, kurangnya
informasi serta keinginan untuk salah mengartikan informasi tentang kemampuan
dan niat Qatar menciptakan misperception di dalam pembentukan persepsi selektif
Arab Saudi.
In June 2017, Saudi Arabia along with other Gulf countries such as Bahrain, theUnited Arab Emirates and Egypt suddenly cut off their diplomatic ties with Qatar.However, the author assumes that the unilateral termination of diplomaticrelations by Saudi Arabia should not be carried out because Qatar has been reallycooperative with all the regulations given. In fact, Qatar has been obedient withthe Riyadh Agreement, this should be able to make a consideration for SaudiArabia in taking a policy not to unilaterally broke off the diplomatic relationship.Therefore, the research question that will be used in this paper is why did SaudiArabia cut its diplomatic relations with Qatar? With the objective to understandthe reasons behind the severance of Saudi Arabia's diplomatic relations withQatar. In analyzing this research, the writer uses Stephen M. Walt's ThreatPerception Theory and Robert Jervis' Perception and Misperception Theory, bothof these theories are used to analyze the reasons behind Saudi Arabia'stermination of diplomatic relations with Qatar. The author uses two variablesfrom Walt, namely aggregate power and offensive intention to analyze Qatar'sstrength and aggressiveness capabilities so as to form threat perceptions.Meanwhile, Jervis's Theory of Perception and Misperception is used to explainthe perceptions of Arab Saudi policymakers of Qatar's dangerous behavior. Theauthor finds that this diplomatic crisis was due to Saudi Arabia's fear of Qatar'scapabilities in the region. Saudi Arabia’s policy resulted from a lack ofinformation based on desire and fear, this affected Saudi Arabian decision makerswho ultimately did not consider other factors, only depending on wishful thinkingthat Qatar's relations and actions with Iran, the Muslim Brotherhood, and AlJazeerah were a form of threat to its security. Ultimately, the lack of informationand the desire to misrepresent Qatar's capabilities and intentions createdmisperception in the formation of Saudi Arabia's selective perceptions.