Beragam penelitian yang mengkaji keterkaitan antara etnisitas dengan ranah entrepreneurship lebih banyak berfokus pada pemanfaatan modal sosial dalam bentuk networks, norms dan trust. Pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh kelompok etnis tersebut diwujudkan melalui upaya membangun jejaring dengan pihak pemerintah dalam rangka membuka akses terhadap resources, ritual keagamaan dan adat dalam seni, sistem kasbon, habitus, dan etos kerja. Tanpa tendensi untuk meminggirkan gagasan pemanfaatan modal sosial dalam ranah ekonomi, penelitian ini bermaksud untuk berfokus pada pemanfaatan social closure dalam ranah perdagangan buku di Terminal Senen. Social closure merupakan salah satu dari konsep penting milik Weber yang dikembangkan oleh beberapa tokoh Neo Weberian dalam menjelaskan keterkaitan kelompok etnis dalam ranah ekonomi yang banyak menekankan pada upaya exercise power atau exclusion. Hal tersebut sejalan dengan konteks Terminal Senen yang memang didominasi oleh kelompok etnis Batak sejak puluhan tahun lalu. Penelitian ini berargumen bahwa social closure merupakan salah satu strategi bertahan yang dimanfaatkan oleh kelompok etnis Batak dalam konteks perdagangan buku di Terminal Senen. Selain itu, penelitian ini juga membahas opportunity structures dan group characteristics yang memiliki keterkaitan dengan ethnic strategies. Penelitian ini berlangsung dengan metode kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data lapangan seperti sesi wawancara mendalam dan observasi. Berdasarkan metode penelitian tersebut, ditemukan bahwa social closure sebagai strategi bertahan diwujudkan dalam bentuk monopoli izin usaha kios dan pasokan buku, sponsorship and patronage (transmisi pengetahuan, skills dan exercise power), dan pemanfaatan jejaring informal melalui paguyuban pedagang buku Senen dan relasi yang didasarkan pada kesamaan kelompok etnis.
Various studies examining the relationship between ethnicity and the entrepreneurship sphere have focused more on exercising social capital in networks, norms, and trusts. The use of social capital by these ethnic groups is realized through efforts to build networks with the government to open access to resources, religious and customary rituals in art, habitus, and work ethic. Without a tendency to marginalize the idea of using social capital in the economic realm, this study intends to focus on exercising social closures in the book trading field of Senen Terminal. Social closure is one of Weber's concepts that explains the relationship of ethnic groups in the economic sphere that emphasizes the exercise of power and exclusion. This context is consistent with Terminal Senen's situation, which is already dominated by the Batak ethnic group for decades. This study argues that the Batak ethnic group exercises social closure to survive in the book trade of Senen Terminal. Besides, this study also discusses opportunity structures and group characteristics that are related to ethnic strategies. This research using a qualitative method using field data collection techniques such as in-depth interview sessions and observations. Based on that method, this research found that social closure as a strategy, manifested in the form of monopoly of business licenses, sponsorship and patronage (transmission of knowledge, skills, and exercise power), and informal networks through the Senen bookseller association and relationships based on similar ethnic groups.