Permasalahan gizi di Indonesia masih merupakan pekerjaan rumah yang besar, dimana menurut Riskesdas tahun 2018 menunjukkan 17,7% balita di Indonesia masih bermasalah dengan status gizinya. Pada tahun 2020, pandemi Covid-19 yang terjadi berdampak secara langsung terhadap pelayanan kesehatan, salah satunya pelayanan gizi. Dengan berbagai regulasi maupun kebijakan yang bergulir di masa pandemi, salah satunya pembatasan pelayanan, evaluasi pada pelaksanaannya harus ada dan sigap untuk disikapi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelayanan gizi pada bayi dan balita di masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cinere. Desain penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Kerangka konsep mengacu pada model proses implementasi kebijakan Van Matter dan Van Horn dengan pendekatan critical thinking analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja implementasi pelayanan gizi pada bayi dan balita belum terlaksana dengan optimal. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan masalah gizi yang cukup signifikan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cinere selama masa pandemi. Selain itu mayoritas programnya pun belum memenuhi capaian target tahunan. Hasil analisa kausalitas di masing-masing variabel ditemukan jika ketakutan dan kekhawatiran ibu, kurangnya sumber daya, baik tenaga kesehatan dan
sarana prasarana, serta kurangnya pemahaman para pelaksana merupakan faktor paling menonjol yang mempengaruhinya. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, Kader Posyandu Pangkalan Jati Baru dinilai sebagai pelaku positive deviance dan Posyandu Keliling sebagai creative action yang selanjutnya memungkinkan untuk diaplikasikan di daerah lain. Penelitian ini menghasilkan 3 rekomendasi utama. Untuk jangka pendek, rekomendasi rekruitmen tenaga kesehatan. Untuk jangka menengah, rekomendasi pemanfaatan teknologi informasi. Untuk jangan Panjang, rekomendasi pembangunan penambahan Puskesmas baru (Unit Pelaksana Fungsional).
Nutritional problems in Indonesia are still a big issue. According to Riskesdas 2018 showsthat 17,7% of young children in Indonesia have problems with their nutritional status. In2020, Covid-19 pandemic impact directly on health services, one of which is nutritionservices. The limitation of nutrition services is one of government policies in tacklingCovid-19 pandemic. An evaluation of its implementation should be used to improve thenext strategy. This study aims to determine the implementation of nutrition servicespolicy for baby and young children during the Covid-19 pandemic in the working area ofCinere Public Health Center. The research used qualitative research with in-depthinterview and document review as methods. The conceptual framework based on themodel of the policy implementation process of Van Matter and Van Horn, and criticalthinking approach to analysis. The results show that the performance of nutrition servicesfor baby and young children have not been implemented optimally during pandemic. Thisstudy found evidence of a significant rise in stunting, wasting, and underweight amongchildren in the working area of Cinere Public Health Center. In addition, the majority ofprograms have not reached the annual target. The causality analysis in each variable werefound that the mother’s fear and concern, lack of resources (health workers and logistics),and lack of understanding of the staff were the most influencing factors. However, withall the limitations, Pangkalan Jati Baru cadre is considered as actor of positive deviancethat able to perform Posyandu Keliling as a creative action. There are 3 recommendationsin order to keep nutrition services running properly during pandemic in the Work Area ofCinere Public Health Center. For the short time is health workers recruitment. For themedium term is developing telemedicine, such as teleconsultation legally and properly.For long term is recommendation to build the Unit Pelaksana Fungsional (UPF)Puskesmas.