Skripsi ini membahas mengenai unintended but expected collaboration yang terjadi antara beragam aktor dalam perkembangan budidaya kopi di Kampung Cibulao Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Beragam aktor yang berasal dari berbagai macam latar belakang (baik dari pihak pemerintahan maupun dari pihak masyarakat sipil) dengan kapasitas (agensi), motivasi dan kepentingan yang berbeda-beda ini secara “tidak diniatkan” (unintended) melakukan kolaborasi satu sama lain, tanpa tergabung dalam satu wadah organisasi (institusionalisasi) tertentu. Meskipun “tidak diniatkan” untuk terjadi, tetapi kolaborasi ini tetap saja “diharapkan” untuk terjadi, terbukti dengan adanya saling kompromi dan juga saling melengkapi satu sama lain antara pihak yang berperan, meskipun terjadi secara informal. Hal ini dapat terjadi karena adanya koeksistensi antara beragam aktor yang berperan tersebut, sehingga ada satu titik saat beragam aktor yang berbeda kapasitas (agensi), motivasi dan kepentingan tersebut berjalan secara berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain dikarenakan adanya saling kompromi. Selain itu mereka juga melakukan pendekatan yang melibatkan masyarakat untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan dan berjalannya program, karena dalam hal ini peran aktif masyarakat juga menjadi penting.
This thesis discusses about the “unintended but expected collaboration” that occurs between various actors in the development of coffee cultivation in Cibulao Village, Cisarua District, Bogor Regency. The various actors who come from various backgrounds (both from the government side and from the civil society side) with different capacities (agencies), motivations and interests are “unintended” to collaborate with each other, without being joined in one certain organizational forum (institutionalization). Although it is "not intended" to happen, this collaboration is still "expected" to happen, as evidenced by the mutual compromise and complementarity between the parties who play a role, even though it occurs informally. This can occur because of the coexistence between the various actors who play a role, so that there is some point where various actors with different capacities (agencies), motivations and interests walk side by side and complement each other due to mutual compromise. In addition, they also take an approach that involves the community to participate in the decision-making process and the running of the program, because in this case the active role of the community is also important.