Disfungsi seksual perempuan merupakan gangguan yang terjadi pada fungsi seksual perempuan sehingga dapat mengganggu kegiatan seksual dan menyebabkan tekanan intrapersonal. Disfungsi seksual perempuan secara umum memiliki prevalensi sebesar 40,9% pada perempuan pre-menopause di dunia. Disfungsi seksual pasca persalinan dapat terjadi setelah proses persalinan dan mengganggu fungsi seksual perempuan serta berdampak pada psikologis dan hubungan dengan pasangan. Disfungsi seksual pasca persalinan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah operasi Caesar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan disfungsi seksual dengan pasca operasi Caesar.
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling menggunakan Female Sexual Function Index (FSFI-6) dan pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Uji analisis menggunakan uji Chi Square dan Fisher’s exact test.
Secara statistik, hubungan disfungsi seksual dengan metode persalinan secara Caesar tidak signifikan (OR=2,750; IK 95%=0,771-9,808; P=0,111). Faktor lain yang diteliti (usia, status pendidikan, dan status pekerjaan) juga secara statistik tidak signifikan (p>0,05).
Hubungan disfungsi seksual dengan metode persalinan secara operasi Caesar secara statistik tidak signifikan. Namun, berdasarkan nilai OR operasi Ceasar memiliki risiko 2,750 kali lipat meningkatkan kejadian disfungsi seksual.
Female sexual dysfunction is a disorder that occurs in a woman's sexual function that can interfere with sexual activity and cause intrapersonal distress. Female Sexual dysfunction has a prevalence of 40.9% in pre-menopausal women in the world. Postpartum sexual dysfunction can occur after childbirth and have an impact on psychological and relationships with partners. Postpartum sexual dysfunction is influenced by many factors, one of which is the Caesarean section.This study aims to identify the relationship between sexual dysfunction and post- Caesarean section.This study uses cross-sectional study design. Sample is obtained by consecutive sampling using Female Sexual Function Index (FSFI-6) questionnaire and the data is processes through SPSS version 20. Statistical analysis test used in this study are Chi Square test and Fisher’s exact test.Statistically the relationship between sexual dysfunction and delivery method by Caesarean isnot significant (OR = 2.750; 95% CI = 0.771-9.808; P = 0.111). Other factors studied (age, educational status, and employment status) are also statistically insignificant (p> 0.05).The relationship between sexual dysfunction and delivery method by caesarean section is not statistically significant. However, based on the OR value, Caesarean surgery has a 2,750-fold risk to increased the accident of female sexual dysfunction.