Latar belakang: Celah bibir dan lelangit merupakan anomali bawaan yang paling umum
ditemui pada regio kraniofasial yang belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Pada
celah bibir dan lelangit ditemukan adanya jembatan jaringan lunak pada beberapa pasien
celah bibir dan lelangit lengkap, yang dapat disebut dengan soft tissue band. Mekanisme
terbentuknya soft tissue band ini belum diketahui dengan pasti. Jembatan jaringan lunak
ini dapat menghubungkan bagian lateral dan medial celah bibir atau nostril, beberapa
pada tepi alveolus yang. Soft tissue band memiliki 3 tipe utama yaitu tipe 1 band yang
menghubungkan bibir dengan bibir (Lip-to-lip/Simonart’s band), tipe 2 band yang
menghubungkan bibir dengan alveolus (Lip-to-alveolus/Oblique band), dan tipe 3 band
yang menghubungkan antar alveolus (Alveolus-to-alveolus/Alveolar band). Data
mengenai soft tissue band pada pasien celah bibir dan lelangit di Indonesia masih sedikit,
karena itu penulis berniat melakukan penelitian ini. Tujuan: Untuk mengetahui
prevalensi pasien celah bibir dan celah lelangit dengan soft tissue band berdasarkan sisi
celah dan jenis band pada periode Januari 2013 – Desember 2016 di RSAB Harapan Kita.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan
menggunakan data sekunder berupa rekam medik klinik CLP RSAB Harapan kita periode
Januari 2013 sampai dengan Desember 2016. Hasil: Uji Kappa Agreement menunjukkan
hasil p>0,61. Terdapat 206 pasien celah bibir dan lelangit tercatat di RSAB Harapan Kita
tahun 2013 – 2016. Dari 206 pasien terdapat 32 pasien (15,5%) dengan soft tissue band.
Pada tahun 2013 terdapat 14 kasus (43,8%), pada 2014 terdapat 9 kasus (43,8%), pada
2015 terdapat 7 kasus (21,9%), dan pada 2016 terdapat 2 kasus (6,3%). Soft tissue band
paling banyak berada pada tipe celah unilateral yaitu 75% pasien dan celah bilateral 25%
pasien. Pada tipe UCLP sebanyak 59,4% kasus pada tipe UCLA 15,6%, pada tipe BCLP
terdapat 25%, dan pada tipe BCLA tidak ditemukan kasus soft tissue band. Berdasarkan
tipe band, 56,3% pasien dengan tipe Simonart’s band (bibir-ke-bibir) paling banyak
ditemukan, diikuti dengan tipe Oblique band (bibir-ke-alveolus) sebanyak 34,4% pasien,
dan tipe Alveolar band (alveolus-ke-alveolus) sebanyak 9,4%. Berdasarkan variasinya,
soft tissue band paling banyak ditemukan yaitu, ditutupi kulit sebanyak 90,6% kasus dan
jaringan mukosa 9,4%. Kesimpulan: Prevalensi soft tissue band pada periode tahun 2013
sampai dengan 2016 di RSAB Harapan Kita mengalami penurunan jumlah kasus di setiap
tahunnya.
Background: Cleft lip and palate is the most common congenital anomalies that affectcraniofacial region with the causes is not known for sure. In the cleft lip and palate, softtissue band were found in some patients with complete cleft lip and palate. Themechanism of soft tissue band formation is not known for sure. This soft tissue band canconnect the lateral dan medial cleft lips or nostril, some on the alveolar ridge. Soft Tissueband have 3 main types, type 1 band that connects lip with lip (Lip-to-lip/Simonart’sband), type 2 band that connects lip with alveolus (Lip-to-alveolus/oblique band), dantype 3 band connects between the alveolus (Alveolus-to-alveolus/Alveolar band). Thedata regarding soft tissue band in cleft lip and palate patients in Indonesia is still small,therefore the author wants to do this research. Objective: to determine the prevalence ofpatients cleft lip and palate with the soft tissue band based on the side of the cleft andtype of the band in the period January 2013 to December 2016 at RSAB Harapan Kita.Methods: This research is a retrospective descriptive study using secondary data in theform of clinical medical records of CLP RSAB Harapan Kita period January 2013 toDecember 2016. Results: The Kappa Agreement shows he result of p>0,61. There are206 patients with cleft lip and palate were record at RSAB Harapan Kita in 2013 – 2016.From 206 patients there were 32 patients (15,5%) with soft tissue band. In 2013 therewere 14 cases (43,8%), in 2014 there were 9 cases (43,8%), in 2015 there were 7 cases(21,9%), and in 2016 there were 2 cases (6,3%). Soft tissue band is mostly in the type ofunilateral cleft, which is 75% of patients and bilateral cleft 25% of patients. In the UCLPtype there were 59,4% of cases, 15,6% of UCLA type, 25% of the BCLP type, and nosoft tissue band cases in the BCLA type. Based on band type, 56,3% of patients withSimonart’s band (lip-to-lip) type were found the most, followed by Oblique band (lip-toalveolus)type in 34,4% of patients, and Alveolar band (alveolus-to-alveolus) type in9,4% patients. Based on the variation, soft tissue bands were mostly founds covered withskin in 90,6% of cases and 9,4% of mucosa tissue. Conclusion: The prevalence of softtissue bands in the period 2013 to 2016 at RSAB Harapan Kita has decreased the numberof cases each year.