Berbagai studi telah dilakukan mengenai keterkaitan antara pengalaman sulit di masa kecil dengan depresi dan keterkaitan makna hidup dengan depresi. Peran kedua variabel tersebut terhadap depresi juga telah diteliti, akan tetapi, belum ada penelitian yang membandingkan peran keduanya terhadap depresi, khususnya pada populasi dewasa muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran pengalaman sulit di masa kecil dan makna hidup (keberadaan makna dan pencarian makna) terhadap depresi pada dewasa muda. Partisipan penelitian adalah dewasa muda yang berasal dari wilayah Jabodetabek (N=482), yang diberikan kuesioner BDI-II untuk mengukur depresi, ACE-Q untuk mengukur pengalaman sulit di masa kecil, dan MLQ untuk mengukur makna hidup. Hasil penelitian menggunakan analisis multiple linear regression menunjukkan bahwa pengalaman sulit di masa kecil memprediksi depresi secara positif, makna hidup pada dimensi keberadaan makna memprediksi depresi secara negatif, dan dimensi pencarian makna memprediksi depresi secara positif. Dibandingkan pengalaman sulit di masa kecil, makna hidup merupakan prediktor yang lebih kuat terhadap depresi, khususnya dimensi keberadaan makna. Berdasarkan hasil penelitian ini, kesadaran masayarakat mengenai makna hidup sebagai faktor resiko depresi perlu ditingkatkan dan praktisi kesehatan sebaiknya tidak fokus pada faktor resiko lingkungan saja, namun juga pada faktor resiko personal.
Many studies have done research about the relationship between adverse childhood experiences and depression and the relationship between meaning in life and depression. The role of those two variables in depression has also been done, however, there isn't any research that compares the role of both variables in depression, specifically, in the young adults population in Indonesia. This study aims to test the role of adverse childhood experiences and meaning in life (presence of meaning and searching for meaning) in depression in young adults. Participants of this study are young adults who live in Jabodetabek (N=482), who were given BDI-II questionnaire to measure depression, ACE-Q to measure adverse childhood experiences, and MLQ to measure meaning in life. The results of this study, using multiple linear regression, showed that adverse childhood experiences predicted depression positively, meaning in life in Presence Of Meaning dimension predicted depression negatively, and meaning in life in Search For Meaning dimension predicted depression positively Compared to adverse childhood experiences, meaning in life is the stronger predictor in depression, especially, in the dimension of presence of meaning. According to the results of this study, public awareness of meaning in life as a risk factor for depression needs to be raised and health practitioners should not just focus on the environmental risk factors that might cause depression, but also on personal risk factors.