Latar belakang: Tinea pedis merupakan dermatofitosis pada sela jari dan telapak kaki yang disebabkan jamur dermatofita. Populasi yang berisiko tinggi mengidap tinea pedis adalah yang memakai sepatu tertutup dalam jangka waktu lama, misalnya tentara. Masih sedikit sekali penelitian yang meneliti prevalensi dan hubungannya dengan media penularan pada populasi tentara. Media penularan yang dianggap paling berperan pada tinea pedis adalah kaus kaki, karena dapat menyebabkan rekurensi dan infeksi baru pada orang lain. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kepositifan dermatofita pada kaus kaki di antaranya frekuensi mengganti, kebiasaan bertukar, dan cara mencuci kaus kaki.
Tujuan: Membuktikan adanya hubungan antara cara penanganan kaus kaki dengan dermatofita pada kaus kaki pasien tinea pedis tentara yang tidak sedang dalam masa pendidikan.
Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Pada penelitian ini dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan langsung lesi kulit dengan KOH. Kaus kaki ditandai dan digunting sesuai area lesi kulit. Skuama dari lesi kulit dan potongan kaus kaki kemudian dikultur untuk menilai kepositifan dermatofita. Uji korelasi Chi-squaredigunakan untuk menilai hubungan kepositifan dermatofita dengan cara penanganan kaus kaki.
Hasil: Dari 50 individu tentara yang memenuhi kriteria klinis tinea pedis di Yon Kes 1/KOSTRAD. Didapatkan 16 orang yang ditemukan hifa panjang pada pemeriksaan KOH. Usia terbanyak adalah kelompok usia 20-29 tahun dengan median 27.5 (21-50) tahun. Pada media kultur, ditemukan pertumbuhan dermatofita berupa 5 Trichophyton rubrumdan 1 Trichophyton mentagrophytesbaik pada lesi kulit maupun kaus kaki. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara frekuensi mengganti kaus kaki dengan kepositifan dermatofita (p>0.05). Semua subjek penelitian mencuci kaus kaki dengan air dan detergen dan tidak memiliki kebiasaan bertukar kaus kaki sehingga tidak bisa dianalisis hubungannya dengan kepositifan dermatofita secara statistik.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara frekuensi mengganti kaus kaki dengan kepositifan dermatofita pada kaus kaki tinea pedis tentara yang tidak sedang dalam masa pendidikan. Proporsi kepositifan dermatofita penyebab tinea pedis baik pada lesi kulit maupun kaus kaki tentara yang tidak sedang dalam masa pendidikan yaitu sebesar 37.5%. Spesies dermatofita penyebab tinea pedis baik pada lesi kulit mupun kaus kaki tentara yang tidak sedang dalam masa pendidikan yaitu T. rubrumdan T. mentagrophytes.
Background:Tinea pedis is a dermatophytosis of the toe web and soles of the feet caused by dermatophyte fungi. Populations at high risk of developing tinea pedis are those who wear closed shoes for a long time, such as soldiers. There are still very few studies examining the prevalence and its relationship to fomites in the army population. The fomites that is considered to have the most role in tinea pedis is socks, because it can cause reinfection and new infections in other people. There are various factors that can affect the positivity of dermatophytes in socks, including the frequency of changing, changing habits, and how to wash socks.Objective:To prove the relationship between the handling of socks and dermatophytes in the socks of military tinea pedis patients who are not currently in military training.Methods:This study is a descriptive analytic study with a cross-sectional design. In this study, anamnesis, physical examination, and direct examination of skin lesions with KOH were performed. Socks are marked and cut according to the area of the skin lesion. Scales from skin lesions and sock pieces were then cultured for dermatophyte positivity. Chi-square correlation test was used to assess the correlation of dermatophyte positivity with the way of handling socks.Results:Fifty individual soldiers met the clinical criteria for tinea pedis in Yon Kes 1/KOSTRAD. There were 16 people who found long hyphae on KOH examination. The highest age group was the age group of 20-29 years with a median of 27.5 (21-50) years. On culture media, dermatophyte growths were found in the form of 5 Trichophyton rubrumand 1 Trichophyton mentagrophytesboth on skin lesions and socks. There was no statistically significant relationship between the frequency of changing socks with dermatophyte positivity (p>0.05). All study subjects washed their socks with water and detergent and did not have the habit of exchanging so their relationship with dermatophyte positivity could not be analyzed statistically.Conclusion:There is no relationship between the frequency of changing socks and the positivity of dermatophytes in the socks of tinea pedis soldiers who are not in military training. The proportion of dermatophytes found in tinea pedis soldiers who were not in military training was 37.5% in both skin lesion and socks. Dermatophyte species that cause tinea pedis in soldiers who are not in military training are T. rubrumand T. mentagrophytesboth in skin lesion and socks.