Spermatozoa dikatakan normal apabila kepala berbentuk oval dan. ekor tidak menggelun . g. Setiap penyimpangan dari salah satu kriteria spermatozoa .yang normal dipandang sebagai abnormal* Telah dilakukan pengamatan secara mikroskopik terhadap bentuk- I bentuk spermatozoa pada 90 pria pasangan infertil. Sampel dikelompokkan ke dalam tiga kelompok tingkat . kesubur an menurut klasifikasi Farris (1951) yaitu: ke,lompok I, jika terdapat lebih dari 185 juta spermatozoa mo til pep ejakulat; kelompok 11 9 jika terdapat 80 - 185 juta spermatozoa mo I til per ejakulat; dan kelompok III, jika terdapat kurang dari. 80 juta spermatozoa motil per e jakulat. Penghitungan bentuk-bentuk spermatozoa dilakukan dengan cara menghitung jumlah . masing-masing bentuk spermatozoa pada sediaan yang cukup tipis dan penyebarannya merata. Kemudian ., dihitung 500 spermatozoa yang ada di dala .m sediaan tersebut dan diklasifikasikan menurut morfologi yang terlihat di bawah mikros. kop yaitu: bentuk normal oval) dan bentuk abnormal yang terdiri dari kepala . besar, kepala keeil l kepala "tapering'19 kepala 11pyriform"s kepala "amorphous" t kepala duag I dan . kelainan ekor. Hasil per1jitungan dengan uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah spermatozoa abnormal di antara ketiga kelompok-tingkat kesuburant Perbedaan yang nyata ter,- lihat antara kelompok III dengan kelompok I dan kelompok I . I,sedangkan antara kelompok I dan kelompok II I tidak menunjukkan perbedaan. Selanjutnya dengan uji X2 terbukti bahwa I proporsi ketujuh bentuk-bentuk spermatozoa abnormal berbeda nyata di antara ketiga kelompok ' tingkat kesuburan. Dengan uji beda proporsi juga terbukti bahwa pada setiap kelompok tingkat kesuburan antara. ketujuh bentuk spermatozoa abnormal menunjukkan perbedaan. Bentuk kepala kecil dan kepala " tapering" merupakan bentuk yang sering muncul pada ketiga kelompok tingkat kesuburan.