Penelitian ini menggunakan data obligasi Zero Coupon Bond negara Asia China, India, Filipina, dan Indonesia dengan periode Mei 2003 – Nov 2020 untuk menunjukkan bahwa dinamika peralihan regime dalam factor Nelson Siegel yang mencakup factor kebijakan moneter akan mengarah pada daya akurasi model yang lebih baik. Daya prediksi dengan melibatkan eksploitasi regime akan meningkat ketika terjadi shock atau perubahan besar seperti krisis keuangan yang kemudian diterapkan kebijakan moneter yang baru, hal tersebut menimbulkan pergeseran data yang signifikan dan tiba – tiba yang hanya ditangkap oleh model regime switching. Pergerakan kurva imbal hasil pada negara – negara sampel sangat fluktuatif dan bervariasi dikarenakan sensitifitas yang tinggi saat terjadi perubahan yang pada akhirnya sering menimbulkan bias pada model. Kami melaporkan bahwa terdapat peningkatan daya prediksi dengan mengeksploitasi regime dan variable yang menangkap kebijakan moneter tidak konvensional.
This study used Zero Coupon Bond data from Asia China, India, Philippines, and Indonesia with the period May 2003 – Nov 2020 to show that the dynamics of regime switching in Nelson Siegel factor that includes monetary policy factors will lead to better model accuracy. The predictive power by involving the exploitation of the regime will increase in the event of a shock or major changes such as the financial crisis which then implemented a new monetary policy, it creates a significant shift in data and sudden shift that is only captured by the switching regime model. The movement of the yield curve in the sample countries is very volatile and varies due to the high sensitivity when changes occur that ultimately often cause bias in the model. We report that there is an increase in predictive power by exploiting regimes and variables that capture unconventional monetary policy.