Latar belakang: Rantai penularan pandemi SARS-CoV-2 saat ini telah menyebar secara global, melibatkan lebih dari satu negara, maka pelacakan kontak harus dilakukan. Alat digital, seperti ponsel dan aplikasi untuk pelacakan kontak, dapat mendukung dan melengkapi pengawasan dalam upaya melacak kontak erat. Sistem Electronic Health Alert Card (E-HAC) sebagai aplikasi pelacakan kontak digital yang digunakan di Indonesia termasuk Bandara Soekarno Hatta. Model Penerimaan Teknologi yang diperluas digunakan untuk menyelidiki apakah warga bersedia menerima dan mengadopsi aplikasi seluler E-HAC.Penerapan E-HAC di bandara Soekarno Hatta saat ini masih rendah, sehingga diperlukan analisa untuk mengetahui penyebabnya.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penumpang penerbangan dalam penerapan E-HAC sebagai aplikasi pelacakan kontak COVID 19 di Bandara Soekarno Hatta. Metode: Metode survei digital pada pintu kedatangan penerbangan domestik dan internasional Bandara Soekarno Hatta dengan protokol kesehatan yang ketat dan informasi didapatkan dari 100 kuesioner pada penerbangan domestik dan 100 kuesioner penerbangan internasional yang dianalisis menggunakan uji korelasi.
Hasil: Faktor yang memengaruhi penerimaan penumpang penerbangan dalam penerapan E-HAC baik penerbangan domestik dan internasional antara lain sikap, kepercayaan, masalah privasi, persepsi kemudahan, serta persepsi manfaat dalam menggunakan E-HAC, sedangkan persepsi risiko terhadap COVID 19 tidak berhubungan dalam penerapan E-HAC.
Simpulan: Kemudahan dan manfaat penerapan E-HAC perlu ditingkatkan serta memastikan keamanan privasi data pengguna E-HAC untuk memaksimalkan penerimaan penumpang dalam penerapan E-HAC.
Backgrounds: The chain of transmission of the SARS-CoV-2 pandemic has now spread globally, involving more than one country, so contact tracing must be carried out. Digital tools, such as cell phones and applications for contact tracing, can support and complement surveillance in close contact tracing. Electronic Health Alert Card (E-HAC) system as a digital contact tracing application used in Indonesia, including Soekarno Hatta Airport. The extended Technology Acceptance Model is used to investigate whether residents are willing to accept and adopt the E-HAC mobile application. The implementation of E-HAC at Soekarno Hatta airport is currently still low, so analysis is needed to find out the causes. Objective: To determine the factors that affect the acceptance of flight passengers in the application of E-HAC as a COVID 19 contact tracing application at Soekarno Hatta Airport. Method: Digital survey method at the arrival gate of domestic and international flights at Soekarno Hatta Airport with strict health protocols and information obtained from 100 questionnaires on domestic flights and 100 questionnaires on international flights which were analyzed using correlation tests. Results: Factors that influence the acceptance of flight passengers in the application of E-HAC for both domestic and international flights include attitudes, trusts, privacy issues, perceptions ease of use, and perceptions of utility in using E-HAC, while the risk perception of COVID 19 is not related to the implementation of E-HAC.Conclusion: The ease and utility of implementing E-HAC need to be improved and ensure the security of data privacy of E-HAC users to maximize passenger acceptance in the implementation of E-HAC.