Latar belakang: Tren kepenyakitan gigi dan mulut secara global menunjukkan kelompok usia remaja berpotensi mengalami peningkatan risiko penyakit gigi dan mulut. Perawatan gigi dan mulut juga menjadi kebutuhan kesehatan yang paling banyak tidak terpenuhi pada kelompok remaja. Penelitian ini bertujuan menganalisis self-reported oral health dan normative need, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada remaja usia 15 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah 572 remaja berusia 15 tahun. Data yang dianalisis dalam penelitian ini didapatkan dari pemeriksaan klinis dan pemberian kuesioner. Hasil pemeriksaan klinis dan penilaian subjektif dibandingkan untuk mengukur validitas diagnostik. Selain itu dilakukan uji komparasi dan analisis area di bawah kurva (AUC) dari kurva ROC. Analisis bivariat dan multivariat dengan regresi logistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil: Kondisi yang paling banyak ditemukan dari pemeriksaan klinis dan penilaian subjektif adalah karies gigi. Terdapat variasi hasil pengukuran validitas self-reported oral health pada remaja Indonesia berusia 15 tahun dengan perbedaan nilai sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, LR+, LR-, akurasi, dan AUC. Jenis kelamin, domisili, tingkat pendidikan orang tua, dan self-reported oral health berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut (p < 0.05). Kesimpulan: Self-reported oral health bisa digunakan untuk skrining dan perencanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, serta alokasi prioritas pada populasi. Disparitas pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut antar karakteristik sosiodemografi masih persisten.
Background: The global trend of oral diseases shows that the adolescent age group has the potential to experience an increased risk of oral diseases. Dental care is the most common unmet health needs in adolescents. This study aims to analyze self-reported oral health and normative need, and to identify associated factors of the utilization of dental services in Indonesian adolescents aged 15 years. Methods: This analysis used secondary data collected from the Indonesian Basic Health Survey 2018. Samples for this study were 572 adolescents aged 15 years. Data analyzed in this study were obtained from the clinical examination and questionnaires administration. The clinical examinations and subjective assessments were compared to measure its diagnostic validity. In addition, comparative test and analysis of the area under the curve (AUC) of the ROC curve were also carried out. Bivariate and multivariate analysis with logistic regression were conducted to determine the relationship between the utilization of dental services and its associated factors. Results: The most common condition reported in clinical examination and subjective assessment was dental caries. There were variations in the results of diagnostic validity measurement of self-reported oral health in Indonesian adolescents aged 15 years with different values of sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR+, LR-, accuracy, and AUC. Gender, residential area, parental education level, and self-reported oral health were related to the utilization of oral health services (p < 0.05). Conclusion: Self-reported can be used for screening, planning dental services. Disparity of dental service utilization between sociodemographic characteristics is still persistent.