Latar belakang. Tumor otak metastasis berpotensi menyebabkan distres dan psikopatologi, serta menurunkan kualitas hidup pasien. Kerentanan ini terjadi karena beban gejala fisik dari tumor primer dan gejala dari metastasis otak yang dialami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh psikoterapi suportif pada perbaikan distres, psikopatologi dan kualitas hidup pasien.
Metode. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji klinis randomisasi, tersamar tunggal, desain paralel tanpa matching, pragmatis. 15 pasien kelompok perlakuan adalah pasien tumor otak metastasis yang mendapatkan intervensi psikoterapi suportif sebanyak 6 sesi selama 30-45 menit pada setiap sesi dan perawatan standar dari dokter saraf, sedangkan 15 pasien kelompok kontrol mendapatkan terapi standar dari dokter spesialis saraf saja. Penelitian ini menggunakan kuesioner distress thermometer (DT) untuk menilai distres, Self-rating Questionnaire 20 (SRQ 20) untuk menilai psikopatologi dan World Health Organization Quality of life-Bref (WHOQOL-Bref) untuk menilai kualitas hidup pasien sebelum dan setelah intervensi. Sebelum dilakukan intervensi, dilakukan validasi isi pada modul psikoterapi suportif yang akan digunakan. Tidak ada subjek yang dropped out (lepas pantau) dan loss to followup dalam penelitian ini.
Hasil. Hasil penelitian semua subjek kelompok perlakuan sebanyak 15 (100,0%) mengalami perbaikan skor distres, psikopatologi, dan kualitas hidup yang bermakna secara bermakna(P=0,00) sebelum dan sesudah psikoterapi suportif. Selain iut, didapatkan juga perbedaan yang bermakna secara bermaknadalam proporsi pasien yang mengalami masalah psikososial berupa masalah praktis sehari-hari, masalah emosional, dan masalah gejala tumor otak metastasis antara sebelum dan setelah intervensi (P<0,05). Ditemukan juga penurunan rata-rata skor variabel gejala tumor otak metastasis (p=0,00) berupa nyeri kepala (p=0,00), kelemahan (p=0,00), kejang dan penglihatan ganda antara sebelum dan sesudah intervensi psikoterapi suportif, pada kedua kelompok. Nilai keseluruhan validasi modul psikoterapi suportif 96,21% dan validasi isi setiap sesi lebih dari 90% sehingga menunjukkan hasil yang valid. Faktor demografi yang memengaruhi perbaikan skor psikopatologi adalah status ekonomi (p=0,03).
Kesimpulan. Psikoterapi suportif berpengaruh secara bermaknadalam menurunkan distres dan psikopatologi, serta meningkatkan kualitas hidup pasien tumor otak metastasis.
Background. Patients with metastatic brain tumors are in risk of distress, psychopathology, and reduced quality of life. This vulnerability occurs because of the burden of physical symptoms from the primary tumor and symptoms of metastatic brain tumors experienced by the patients. The purpose of this study was to determine the effectiveness of supportive psychotherapy in alleviating distress, psychopathology, and quality of life of patients with metastatic brain tumors. Method. This study is a randomized, single-blind, parallel design without matching, pragmatic clinical trial study. 15 patients in the treatment group were metastatic brain tumor patients who received 6 sessions of supportive psychotherapy (30-45 minutes each) and standard care from neurologists, while 15 patients in the control group received standard therapy from neurologists only. This study used distress thermometer (DT) to measure distress, Self-rating Questionnaire 20 (SRQ 20) to measure psychopathology, and World Health Organization Quality of life-Bref (WHOQOL-Bref) to measure quality of life before and after intervention. Prior to intervention, content validation was carried out on the supportive psychotherapy module. There were no dropped out and lost to follow-up subjects in this study. Results. This study showed that all subjects in the treatment group (n=15; 100%) experienced significant improvements on distress, psychopathology, and quality of life scores (P=0.00) before and after supportive psychotherapy. The proportion of patients experiencing psychosocial problems including daily activities, emotional problems, and symptoms of metastatic brain tumor between before and after the intervention showed a significant difference (P<0.05). There was also a decrease in the average score for metastatic brain tumor symptoms (p=0.00) including headache (p=0.00), weakness (p=0.00), seizures and double vision between before and after supportive psychotherapy intervention. In both groups, the overall validation value of the supportive psychotherapy module is 96.21% and the content validation value of each session is more than 90%, which means that it shows valid results. The demographic factor that affects the improvement of psychopathology scores was economic status (p=0.03). Conclusion. Supportive psychotherapy shows significant effects in alleviating distress, psychopathology, and quality of life of patients with metastatic brain tumors.