Peningkatan populasi imigran Maghribi di Prancis telah dimulai sejak tahun 1960-an. Sebagai imigran, mereka mengalami berbagai bentuk diskriminasi, termasuk rasisme yang terjadi secara struktural, yang mempengaruhi berbagai aspek dalam hidup mereka sebagai imigran. Tindakan diskriminatif ini dirasakan lebih kuat dalam kehidupan perempuan imigran Maghribi, karena mereka juga mengalami seksisme sistemik, menjadikan mereka sebagai korban interseksionalitas, di tempat kerja, kehidupan sehari-hari, dan pada pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan diskriminasi gender dan rasial pada novel, serta bentuk resistensi yang dilakukan oleh tokoh perempuan Maghribi pada novel Kiffe kiffe demain. Novel ini mengisahkan berbagai bentuk perlawanan tokoh perempuan imigran Maghribi untuk menolak diskriminasi berlapis yang mereka alami, dan mereka melakukan resistensi terhadap situasi mereka melalui feminisme, dikisahkan melalui sudut pandang seorang anak remaja imigran. Artikel ini bertujuan untuk mendekonstruksi bagaimana interseksionalitas memengaruhi kualitas hidup perempuan Maghribi di Paris dalam novel, dan bagaimana mereka menggunakan berbagai bentuk resistensi untuk mengeluarkan diri mereka dari situasi yang diskriminatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan struktural, dengan analisis teks naratif Roland Barthes (1966), konsep penokohan melalui kajian strategi naratif Schmitt dan Viala (1982), serta teori feminisme eksistensial oleh Simone de Beauvoir (1949). Bentuk resistensi perempuan Maghribi dianalisis dengan konsep resistensi James C. Scott (1990). Hasil penelitian memperlihatkan tokoh perempuan Maghribi telah mengalami diskriminasi rasial dan gender secara sistemik. Namun, tokoh perempuan imigran Maghribi juga memiliki upaya menolak ketidaksetaraan, serta mampu menyadari subjektivitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pekerjaan dan pendidikan.
The surge in the population of immigrants from Maghrebian countries in France has begun since the decade of the sixties. Their experience as immigrants in France includes discriminations, such as systemic racism that are affecting multiple parts of their life. These discriminating experiences were amplified in Maghrebian women’s life as they also experienced systemic sexism, making them the victim of intersectionality, in the workspace, daily life, and education. This article points forms of resistance that are shown in Faïza Guène’s novel, Kiffe kiffe demain. This novel reveals the experience of Maghrebian women enduring intersectionality in France, and they are resisting their situation with feminism, all from the point of view of an immigrant adolescent. This article aims to deconstruct how intersectionality affects the life quality of Maghrebian women in Paris in the novel, and how they utilize multiple forms of resistance to get themselves out of their situation. This research uses qualitative methods with structural analysis, by applying Roland Barthes’ theory (1966), and character analysis with using Schmitt and Viala’s narrative strategy study (1982), along with the existential feminism theory of Simone de Beauvoir (1949). The form of resistance was analyzed by applying James C. Scott’s theory (1990). This article reveals that Maghrebian women as an ethnic minority group in France has been experiencing systemic discrimination, both racial and gender. However, they succeeded in their effort on resisting the inequalities, also they were shown capable to realize their subjectivity as a woman and improved their life quality by career and education.