Pemerintah berupaya merancang kota yang layak dan berkualitas bagi masyarakat
dengan penyediaan ruang dan fasilitas kota melalui konsep beautifikasi.
Beautifikasi dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta
memperbaiki citra kota. Namun, sering kali beautifikasi meninggalkan stigma
negatif akibat dianggap terlalu memikirkan estetika dan terkesan ‘gegabah’
sehingga perancangan tidak sesuai dengan kebutuhan warganya. Skripsi ini akan
membahas produk perancangan kota yang berfokus pada konsep beautifikasi, baik
yang ‘gagal’ maupun ‘berhasil’ dalam menciptakan ruang kota yang sesuai bagi
masyarakat.
The government seeks to design a decent and good quality city for the communityby providing spaces and facilities through the concept of beautification.Beautification is done in order to improve the quality of people's lives and improvethe image of the city. However, it often leaves stigma due to considered being tooconcerned with aesthetic pleasure and seems ‘rash’ that the design is irrelevant withthe needs of its people. This thesis will discuss urban design products that focus onthe concept of beautification, both 'failed' and 'successful' ones in creating urbanspaces that are suitable for the community.