UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Pembebasan Diri dari Relasi Dialektis Master-slave = Liberation from The Master-slave Dialectical Relationship

Andi Muhammad Rakasya Mahdy; Donny Gahral Adian, supervisor; Fristian Hadinata, examiner; Herdito Sandi Pratama, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

Disajikan ulangnya Voluntary Servitude dalam tataran politis menghadirkan alur baru dalam memandang politik, terkhusus pada praktik kuasa atau relasi dominasi, bahwa dominasi terjadi bukan karena pemaksaan kehendak dari yang berkuasa kepada yang dikuasai melainkan karena sukarela. Preasumsi tentang langgengnya dominasi bukanlah terletak pada manusia yang haus akan kuasa atau kejam bagi manusia lainnya, melainkan langgengnya dominasi terjadi karena fenomena servility sudah turun- temurun terjadi hingga menjadi budaya, hal tersebut mengakibatkan kebebasan tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang secara alamiah dimiliki setiap orang melainkan sesuatu yang harus diraih. Kebebasan yang perlu diraih bukan kebebasan yang terbebas dari dominasi sebagai suatu kondisi saja, melainkan kebebasan yang yang diraih melalui negasi epistemologis, terhadap ide tentang dominasi yang dimiliki oleh The Master atau yang berkuasa. Maka dari itu epistemologi baru sebagai absence dari epistemologi The Master harus dibentuk atau epistemologi the slave, dengan tujuan menjadi tahap lanjutan dari pembebasan diri dari dominasi.

The restatement of Voluntary Servitude at the political level presents a new path in viewing politics, especially in the practice of power or relations of domination, that domination occurs not because of coercion of the will of the ruling to the ruled but because of voluntary. The assumption about the perpetuation of domination does not lie in humans who are hungry for power or cruel to other humans, but rather the perpetuation of domination occurs because servility phenomena have passed down through generations to become a culture, as something that must be achieved. The freedom that needs to be achieved is not freedom that is free from domination as a condition, but rather the freedom achieved through epistemological negation, to the idea of domination which belongs to The Master or the ruling. Therefore a new epistemology as the absence of epistemology of The Master must be formed or The Epistemology of the slave, with the aim of becoming an advanced stage of liberation from domination.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Andi Muhammad Rakasya Mahdy.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 71 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-22-13745771 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20518156
Cover