Pasar Baru merupakan salah satu pasar di Batavia yang berjaya di era kolonialisme, terutama di antara akhir tahun 1800 dan awal tahun 1900. Pasar ini mampu mencerminkan perubahan sosial di Batavia, yang di mana orang-orang mulai mengadaptasikan ide modernisasi yang kental dengan kebudayaan Eropa. Banyak orang mulai meniru kehidupan orang Eropa, mulai dari mengganti pemakaian pakaian tradisional menjadi pakaian Eropa, hingga mengkonsumsi komoditas-komoditas lainnya yang kental dengan modernism. Perubahan ini dapat dipenuhi oleh Pasar Baru, sehingga Pasar Baru menjadi pasar yang terkenal akan komoditas modern. Perubahan ini tidak hanya terjadi secara sosial maupun pada perubahan komoditas, tetapi juga terjadi pada tampak fisik bangunan dari Pasar Baru. Pasar yang identik dengan etnis Tionghoa ini dipenuhi dengan ruko-ruko di sepanjang jalan Pasar Baru. Ruko yang merupakan tempat utama perdagangan tersebut secara tidak langsung mengikuti perubahan yang terjadi dan melakukan adaptasi. Secara fisik, perubahan tersebut dapat diidentifikasi melalui fasad ruko, yang merupakan ‘wajah’ dari sebuah ruko. Perubahan pada fasad ruko dapat dilihat dari perubahan gaya arsitektural ruko. Perubahan fisik lainnya juga bisa dilihat dari penggunaan papan nama. Papan nama dapat memberi nformasi tambahan terhadap identitas serta fungsi dari ruko. Dengan ini, skripsi ini bertujuan melihat perubahan fisik pada ruko di Pasar Baru, terutama pada fasad dan penggunaan papan nama, serta relasinya dengan situasi yang menyebabkan perubahan tersebut.
Pasar Baru was one of the shopping districts in Batavia that was flourishing during the era of colonialism, especially during late 1800 to early 1900. This shopping district reflected Batavia's social changes, where people began to adapt to the idea of modernism that is often associated with European culture. Many people started to mimic the European lifestyle and consume commodities that are often related to European and deemed as modern. Furthermore, Pasar Baru was able to fulfill the market’s demand, leading to Pasar Baru being known for its modern commodities. These changes did not only happen socially and affect the commodity, but it also changes the physical appearance of buildings in Pasar Baru. This shopping district is identic with Chinese descendant; thus, we can find many shophouses along the straits of Pasar Baru street. As the place of trade, shophouses indirectly went along to the changes and adapted to the situation. Physically, the changes can be identified through the façade, which is the ‘face’ of a shophouse. Changes on façade can be seen through the changes of its style. And other physical changes can be identified, through the usage of signage. Signage can give additional information on the identity and the function of a shophouse. This thesis aims to identify the physical changes of Pasar Baru shophouses through façade and signage and the relation to the situation that causes these changes.