Propolis merupakan substansi resin alami yang terbentuk dari kuncup bunga, pohon, dan eksudat resin yang dikumpulkan lebah. Propolis memiliki beberapa sifat terapeutik seperti antibakteri, anti-inflamasi, penyembuhan, anestesi, antioksidan, antifungal, antiprotozoan, dan antiviral. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan senyawa asam calophylloidic A, yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan eksplorasi aktivitas antijamur propolis Lombok terhadap empat spesies jamur yaitu Candida albicans, Candida glabrata, Candida Krusei, dan Cryptococcus neoformans. Metode pengujian antijamur yang dilakukan adalah agar difusi dan mikrodilusi. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan analisis fitokimia yaitu LC-MS/MS, total kandungan polifenol dan flavonoid. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, teridentifikasi 21 senyawa dan 4 diantaranya ditemukan pada ketiga sampel propolis yaitu asam galat, ellagic acid, 18-β-Glycyrrhetinic acid dan maslinic acid. Total kandungan polifenol propolis Rempek, Sekotong, dan Bayan secara berurutan adalah 248,05±39,42; 222,96±31,24; dan 278,15±120,64 mg GAE/g. Sedangkan untuk total kandungan polifenol adalah 1023,71±140,15; 1104,22±73,90; dan 512,01±42,79 mg QE/g. Berdasarkan hasil uji antijamur yang dilakukan, sampel propolis menunjukkan aktivitas antijamur pada spesies C. albicans, C. glabrata, C. krusei, dan Cryptococcus neoformans. Zona hambatan terbaik pada C. albicans, C.glabrata, dan C. krusei secara berurutan adalah 10,4±1,97; 10,0±1,0; dan 9,67±0,58 mm. Sedangkan pada uji antijamur mikrodilusi, ekstrak propolis berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur C. albicans, C.glabrata dan Cryptococcus neoformans.
Propolis is a natural resinous substance formed from flower buds, trees, and resinous exudates collected by bees. Propolis has several therapeutic properties such as antibacterial, anti-inflammatory, healing, anesthetic, antioxidant, antifungal, antiprotozoan, and antiviral. Based on previous study, a new compound was found in Propolis Lombok, which is calophylloidic acid A with antimicrobial activity. The aim of this study is to explore antifungal activity of Lombok Propolis against Candida albicans, Candida glabrata, Candida krusei, and Cryptococcus neoformans. Two methods use on antifungal test, which are agar diffusion and microdilution. In addition, phytochemical analysis also carried out with LC-MS/MS, total polifenol content, and total flavonoid content. 21 compounds found in this study with 4 of them were found in three samples Lombok propolis, namely gallic acid, ellagic acid, 18-β Glycyrrhetinic acid and maslinic acid. The total polyphenol content of Rempek, Sekotong, and Bayan propolis respectively was 248,05±39,42; 222,96±31,24; and 278,15±120,64 mgGAE/g. Meanwhile, the total polyphenol content was 1023,71±140,15; 1104,22±73,90; and 512,01±42,79 mg QE/g. Based on the antifungal tests, propolis samples showed an antifungal activity in C. albicans, C. glabrata, C. krusei, and Cryptococcus neoformans species. Inhibition fungal growth zone for C. albicans, C. glabrata, and C. krusei respectively are 10,4±1,97; 10,0±1,0; and 9,67±0,58 mm. While for microdilution antifungal method, propolis extract only affects C. albicans, C. glabrata and Cryptococcus neoformans growth.