Masjid dalam praktiknya sehari-hari dapat digolongkan sebagai ruang liminal bagi orang-orang yang datang dengan durasi yang singkat dan tidak memiliki ikatan apapun dengan masjid tersebut. Di sisi lain, masjid juga dapat dianggap sebagai tempat tetap bagi orang-orang yang memang sering beraktivitas dan memiliki ikatan dengan masjid tersebut. Pemaknaan masjid sebagai tempat tetap dapat melahirkan keterikatan tempat yang berlandaskan identitas masjid, ketergantungan terhadap masjid, dan hubungan sosial dengan masjid tersebut. Penelitian ini dilakukan di Masjid Al Mubarak yang dibangun oleh Jamaah Ahmadiyah Indonesia. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi literatur untuk menganalisis perbedaan perspektif antara masyarakat sekitar dan khuddam terhadap Masjid Al Mubarak dan mengenalisis keterikatan tempat yang muncul di antara khuddam terhadap Masjid Al Mubarak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Masjid Al Mubarak hanyalah sebuah ruang liminal bagi masyarakat sekitar. Di sisi lain, Masjid Al Mubarak merupakan tempat tetap bagi khuddam karena masjid tersebut merupakan tempat mereka beraktivitas dan memiliki makna bagi setiap khuddam. Tidak semua khuddam memaknai Masjid Al Mubarak sebagai tempat religius. Ada yang memaknai sebagai tempat hidup dan bertumbuh, rumah kedua, kantor sekretariat, dan rumah rohani.
The mosque in daily practice can be classified as a liminal space for people who come with a short duration and do not have any ties to the mosque. On the other hand, the mosque can also be considered as a permanent place for people who are often active and have ties to the mosque. The meaning of the mosque as a permanent place can give birth to a place attachment based on the identity of the mosque, dependence on the mosque, and social relations with the mosque. This research was conducted at the Al Mubarak Mosque which was built by Jamaah Ahmadiyah Indonesia. This research is qualitative in nature with in-depth interviews, observation, documentation, and literature studies methods to analyze the different perspectives between the surrounding community and the khuddam towards the Al Mubarak Mosque and identify the place attachments that arise between khuddam and the Al Mubarak Mosque. The results of this study indicate that the Al Mubarak Mosque is only a liminal space for the surrounding community. On the other hand, Al Mubarak Mosque is a permanent place for khuddam because the mosque is a place for them to work and has meaning for every khuddam. Not all khuddam interpret Al Mubarak Mosque as a religious place. Some interpret it as a place to live and grow, a second home, a secretariat office, and a spiritual home.