UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Film Pendek sebagai Media Baru Perjuangan Palestina = Short Films as A New Media of The Palestinian Struggle

Nadila Zanuarita; Ade Solihat, supervisor; Muhammad Luthfi Zuhdi, examiner; Muhammad Zulifan, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022)

 Abstrak

Minat terhadap sinema Palestina meningkat, baik dalam studi film maupun ruang publik. Pada bulan Oktober 2021, Netflix merilis 32 film Palestina dalam koleksi Palestinian Stories dimana 12 di antaranya merupakan film pendek. Palestina juga memproduksi lebih dari 200 film pendek dalam kurun waktu dua dekade. Beberapa film pendek seperti Like Twenty Impossibles (2003) dan The Present (2020) memperoleh berbagai penghargaan di ajang festival film internasional bahkan menjadi nominasi Oscars. Selain bercerita tentang sulitnya melewati checkpoint, keduanya juga mendapat ulasan positif bahwa apa yang disampaikan terasa realistis dan membuka mata tentang kehidupan di Palestina. Penelitian ini mendiskusikan tentang bagaimana wacana perjuangan dikonstruksi dalam film pendek Palestina Like Twenty Impossibles dan The Present. Pendekatan yang digunakan yaitu analisis wacana kritis tiga-dimensi Norman Fairclough. Melalui tiga tahap analisis wacana yaitu deskripsi teks, interpretasi hubungan antara teks dan interaksi, serta eksplanasi dari hubungan antara interaksi dan konteks sosial, peneliti mendapati bahwa seorang sutradara mengkonstruksikan wacana perjuangan Palestina di dalam film pendek mereka. Wacana perjuangan itu ditampilkan melalui dialog dan ekspresi tokoh serta simbol perjuangan yang merepresentasikan adanya tekanan emosional, diskriminasi, dan ketidakberdayaan mengubah sistem yang berlaku.

Interest in Palestinian film is increasing, both in film studies and in the public sphere. In October 2021, Netflix released 32 Palestinian films in its Palestinian Stories collection, of which 12 were short films. Palestine has also produced more than 200 short films in the span of two decades. Several short films, such Like Twenty Impossibles (2003) and The Present (2020), have received various awards at international film festivals and even received Oscar nominations. In addition to telling us about the difficulty of passing the checkpoint, both of them also received positive reviews, stating that what was conveyed was realistic and eye-opening about life in Palestine. This research looks at how the discourse of struggle is constructed in Palestinian short films such as Twenty Impossibles and The Present. The approach used is Norman Fairclough's three-dimensional critical discourse analysis. Through three stages of discourse analysis: text description; interpretation of the relationship between text and interaction; and explanation of the relationship between interaction and social context, the researchers found that the director constructed the discourse of the Palestinian struggle in their short film. The discourse of struggle is displayed through the dialogues and expressions of characters and symbols of struggle representing emotional stress, discrimination, and powerlessness to change the prevailing system.

 File Digital: 1

Shelf
 TA-Nadila Zanuarita.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tugas Akhir
No. Panggil : TA-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : vii, 28 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas : https://lib.ui.ac.id/unggah/
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
TA-pdf 16-22-34451132 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20521371
Cover