UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Kritik Esensialisme Gender: Upaya Rekognisi Lima Gender Suku Bugis Sulawesi Selatan = Criticism of Gender Essentialism: An Effort to Recognize the Five Genders of the Bugis South Sulawesi

Lisa Riana Laurenza; Ikhaputri Widiantini, supervisor; Mendrofa, James Farlow, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021)

 Abstrak

Artikel ini mengulas persoalan ragam gender Bugis. Gender itu dinamis bukan statis, pemahaman gender Bugis sebagai representatif yang mumpuni untuk menggambarkan ragam gender yang plural, fleksibel, dan toleran. Gender Bugis yang dikaji, digunakan sebagai kritik terhadap esensialisme gender yang tidak dapat membahasakan diskursus ragam gender Bugis. Artikel ini menggunakan data yang diambil dari teks-teks dan dokumenter yang membahas gender Bugis. Metode feminis dan analisis kritis secara dekonstruksi terhadap esensialisme gender, dan teori performativitas gender Butler sebagai cara untuk membedah pemahaman gender Bugis. Dari proses rekognisi menghasilkan pandangan baru dalam proses menciptakan dan membangun identitas gender melalui bentuk performativitas gender. Tubuh bukan sebagai ekspresi melainkan menjadi konfigurasi pelengkap atas perempuan dan laki-laki. Gender tidak dipandang permanen, tetapi secara ilusi. Performativitas berguna dalam menangani gender di Bugis karena menunjukkan bagaimana norma dominan membentuk gender. Selain itu, performativitas gender sebagai upaya untuk mengembangkan identitas gender melalui upaya pengenalan dan pelestarian ragam gender serta nilai Bugis lewat berbagai media.

This article examines the issue of Bugis gender diversity. Gender is dynamic, not static, the understanding of Bugis gender as a capable representative to describe a plural, flexible, and tolerant gender diversity. The Bugis gender study is used to critique gender essentialism which cannot discuss the Bugis gender diversity discourse. This article uses data taken from texts and documentaries that discuss Bugis's gender. Feminist methods and deconstructive critical analysis of gender essentialism, and Butler's theory of gender performativity as a way to dissect Bugis gender understanding. The recognition process produces new views in creating and building gender identity through the form of gender performativity. The body is not an expression but a complementary configuration of women and men. Gender is not seen as permanent but illusory. Performativity helps deal with gender in Bugis because it shows how dominant norms shape gender. In addition, gender performativity is an effort to develop gender identity through efforts to identify and preserve gender diversity and Bugis values ​​through various media.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Lisa Riana Laurenza.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Makalah dan Kertas Kerja
No. Panggil : MK-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : v, 34 pages
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf 11-23-50468414 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20524913
Cover