Sel surya merupakan divais elektronika yang dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saat ini Indonesia memiliki banyak hasil bumi salah satunya timah. Timah merupakan bahan dasar dalam pembuatan berbagai komponen elektronika, salah satunya electron transport layer (ETL) dari sel surya perovskite. Sel surya perovskite pada umumnya menggunakan TiO2 sebagai ETL yang memiliki work function sebesar -4,1 eV. SnO2 memiliki work function yang lebih besar, yaitu -4 eV; sehingga secara teori SnO2 dapat menggantikan TiO2. Penelitian ini menguji penggunaan timah pada sel surya perovskite sebagai ETL. Timah yang digunakan diambil dari bahan timah (II) klorida dihidrat. Timah (II) klorida dihidrat akan dilarutkan menggunakan ethanol. Struktur sel surya perovskite yang digunakan adalah FTO/SnO2/Perovskite/karbon aktif/FTO. Sel surya perovskite dalam penelitian ini tidak menggunakan hole transport layer (HTL) karena sifat dari karbon aktif yang menggunakan minyak paraffin sebagai perekat dapat berperan sebagai HTL. Penelitian pra skripsi menunjukkan ethanol merupakan pelarut yang lebih baik dari thiourea, dengan Isc = 0,0015 mA; Voc = 0,1 mV; dan FF = 0,4. Skripsi ini meneliti lebih jauh terhadap dampak konsentrasi SnO2 pada larutan prekursor dengan melakukan variasi pada jumlah timah (II) klorida dihidrat yang dicampur ke ethanol. Hasil fabrikasi menunjukkan bahwa sel surya perovskite dengan pencampuran 30 mg timah (II) klorida dihidrat dengan 1 ml ethanol menghasilkan Isc dan Voc yang paling baik, yaitu Isc = 0,19 mA dan Voc = 0,177 V; namun tidak memiliki konsistensi yang baik dan memiliki dark IV curve linear, menandakan unjuk kerja yang buruk. Sampel C yang dibuat dari pencampuran 20 mg timah (II) klorida dihidrat dengan 1 ml ethanol menunjukkan konsistensi yang baik dan dark IV cruve yang baik. Sampel C memiliki Isc = 0,033 mA; Voc = 0,026 V dan FF= 0,538.
Solar cell is an electronic device that convert solar energy into electrical energy. Indonesia has enormous amount of tin, that responsible for producing several amount of electrical device, electron transport layer (ETL) is one of them. Perovskite solar cell frequently uses TiO2 as an ETL that has work function -4.1 eV. SnO2 has better work function, -4 eV; that make SnO2 can become replacement for TiO2 theoritically. This research test the usage of tin on solar cell perovskite as an ETL. Tin derived from tin (II) choride dihydrate, that will be mixed with ethanol. Perovskite solar cell structure used is FTO/SnO2/Perovskite/activated carbon/FTO. In this research, perovskite solar cell did not use hole transport layer (HTL) because of the nature of activated carbon using paraffin oil as an adhesive to act as a HTL. Pra Skripsi shows the best result is obtained from SnO2 that used ethanol as precursor, with Isc = 0.0015 mA, Voc = 0.1 mV, and FF = 0.4. This research concentrate on variating the amount of tin (II) chloride dihydrate that mixed with ethanol. Perovekite solar cell with mixture of 30 mg tin (II) chloride dihydrate with 1 ml ethanol produce Isc = 0.19 mA and Voc = 0.177 V that has best Voc and Isc; but lack of concintency and has linear dark IV curves, resulting on bad performance. Sampel C obtained from 20 mg tin (II) choride dihydrate with 1 ml ethanol shows better consistency, FF and better IV curve. with Isc = 0.033 mA; Voc = 0.026 V and FF= 0.538.