UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Praktik Kerja di PT SOHO Industri Pharmasi dan Apotek Hidup Baru Periode Bulan Februari - April 2021 = Internship at PT SOHO Industri Pharmasi and Apotek Hidup Baru Period From February - April 2021

Merianda Ramadhian Putri; Agus Setiyono, supervisor; Anton Bachtiar, supervisor (Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021)

 Abstrak

Proses produksi obat cair terdiri dari penimbangan, pencampuran, pengisian (pengemasan primer), pengemasan sekunder dan pengkajian catatan bets. Total waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu bets produk dari proses produksi disebut dengan cycle time (waktu siklus). Saat ini, permasalahan terkait cycle time menjadi hal yang sangat esensial dan penting untuk diatasi dalam pelaksanaan proses produksi di industri farmasi. Penyebab terbesar terkait cycle time adalah perbedaan waktu yang sangat signifikan. Penyebab terbesar waktu produksi melebihi waktu teoritis adalah kerusakan mesin dan keahlian masing-masing operator sedangkan penyebab terbesar adanya waktu tunggu adalah Perjalanan BR. Persentase waktu tunggu terlama dari proses produksi 3 produk cair yaitu Dari Secondary Packaging ke Review BR dengan rata-rata 53%. Penyebab pemeriksaan BR lama dikarenakan Antrean BR Produk dengan rata-rata waktu pemeriksaan BR yaitu 3,95 hari atau 4 hari. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebab cycle time menjadi lebih lama yaitu proses review BR, antrian mesin, dan juga berkaitan dengan keahlian masing-masing operator.
Kegiatan perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di apotek berfungsi untuk memprediksi kebutuhan persediaan farmasi untuk jangka waktu tertentu. Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya, dan kemampuan masyarakat setempat. Kegiatan perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan haruslah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, salah satunya dengan pembuatan dari Prosedur Operasional Baku (POB). Dalam hal ini, peningkatan dalam kualitas dari kegiatan perencanaan sediaan farmasi ini dapat didukung dalam pembuatan Prosedur Operasional Baku (POB) sehingga memiliki standar minimum yang harus dicapai dalam pelaksanaan dan pengawasan kegiatan perencanaan yang baik oleh Apoteker yang bertugas maupun Asisten Apoteker. Seluruh kegiatan perencanaan sediaan farmasi sudah berjalan cukup baik, namun belum terdapat dokumen yang dapat menjadi standar dalam kegiatan perencanaan sediaan farmasi. Setiap POB yang telah dibuat dan disepakati tetap perlu diperbaharui secara berkala sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan sehingga pelaksanaan dalam kegiatan perencanaan sediaan farmasi di Apotek menjadi semakin berkembang.

The liquid drug production process consists of weighing, mixing, filling (primary packaging), secondary packaging and reviewing batch records. The total time required to produce a batch of products from the production process is called cycle time. Currently, problems related to cycle time are very essential and important to be overcome in the implementation of the production process in the pharmaceutical industry. The biggest cause related to cycle time is a very significant time difference. The biggest cause of production time exceeding the theoretical time is machine breakdown and the expertise of each operator while the biggest cause of waiting time is BR trips. The percentage of the longest waiting time from the production process of 3 liquid products, namely From Secondary Packaging to BR Review with an average of 53%. The cause of the old BR inspection is due to the Product BR Line with an average BR inspection time of 3.95 days or 4 days. From the explanation above, it can be concluded that the cause of the longer cycle time is the BR review process, the machine queue, and also related to the expertise of each operator.
Planning activities for pharmaceutical products and medical devices in pharmacies function to predict the need for pharmaceutical supplies for a certain period of time. In planning the procurement of pharmaceutical preparations, it is necessary to pay attention to disease patterns, consumption patterns, culture, and the ability of the local community. Planning activities for the procurement of pharmaceutical preparations and medical devices must comply with established standards, one of which is the manufacture of Standard Operating Procedures (SOP). In this case, the improvement in the quality of pharmaceutical preparations planning activities can be supported in the manufacture of Standard Operating Procedures (SOP) so that they have minimum standards that must be achieved in the implementation and supervision of good planning activities by pharmacists on duty and pharmacist assistants. All pharmaceutical preparations planning activities have been going quite well, but there is no document that can become a standard in pharmaceutical preparations planning activities. Every SOP that has been made and agreed upon still needs to be updated regularly according to the needs and conditions in the field so that the implementation of pharmaceutical preparation planning activities at the pharmacy is growing.

 File Digital: 1

Shelf
 PR-Merianda Ramadhian Putri.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tugas Akhir
No. Panggil : PR-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 180 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
PR-pdf 16-22-48416515 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20525548
Cover