Tuber kulosis paru merupakan masalah kesehatan utama dinegara berkembang penyakit ini merupakan penyebab kematian no 3 di Indonesia setelah radang pernafasan bawah, penyakit kardiovaskuler. Di negara berkembang setiap tahun 4 - 5 juta kasus penyakit TB paru menular yang timbul setiap tahun, dimana 8 juta penduduk terserang, 3 juta diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia preevalensi TB paru dengan BTA + sebesar 0,29 % dari jumlah penduduk, kematian akibat TB paru lebih kurang 175 ribu penderita setiap tahun. Sumatera Barat prevalensi TB paru usia produktif adalah 5,3 %, cukup tinggi dari pada angka nasional. Keberhasilan pengobatan dan penyembuhan penyakit berhubungan dengan kepatuhan Penderita minum obat selama 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan sehingga memberikan dukungan dalam keberhasilan pengobatan.
Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita di poliklinik paru Rumah Sakit Dr. Ahmad Muchtar Bukit Tinggi tahun 2000. Waktu penelitian adalah dari bulan Januari 2000 sampai dengan Agustus 2000 dengan desain penelitian adalah potong lintang (cross sectional) populasi penelitian adalah penderita TB paru yang berobat di poliklinik Rumah Sakit Dr.Ahmad Muchtar Bukit Tinggi dengan jumlah sampel 100 orang dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung.
Hasil penelitian menunjukan 69 orang (69%) patuh dan 31 orang (31 %) penderita tidak patuh berobat. Analisis menghasilkan 5 variabel yaitu umur, pengetahuan, pendidikan, jarak rumah penderita, dan dukungan keluarga yang mempunyai hubungan bermakna (p 0,05) dengan kepatuhan berobat. Pertama umur, yang lebih 50 tahun berhubungan dengan kepatuhan berobat dengan odds Ratio 2,78 (95% CI; 1,16 - 6,05). Kedua hubungan antara pengetahuan yang kurang dengan kepatuhan berobat dimana Odds Ratio 14,74 (95% CI; 3,96 - 54,85). Ketiga pendidikan rendah berhubungan dengan kepatuhan berobat Odds Ratio 7,31 (95 % CI; 2,65 - 20,28). Keempat hubungan antara jarak rumah penderita dengan kepatuhan berobat Odds Ratio 3,20 (95% CI; 1,32 --1,75). Kelima hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat Odds Ratio 2,57 (95% CI; 1,05 - 6,27).
Dari hasil multivariat dengan metode regresi logistik dari 10 variabel bebas, hanya 8 variabel yang masuk sebagai kandidat untuk dianalisis. Hasilnya hanya 1 variabel yang dominan yaitu umur, pengetahuan pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, jarak, hubungan keluarga. Setelah dikontrol dengan variabel bebas lainnya beberapa kali, ternyata variabel determinan yaitu pendidikan dan jarak rumah ke rumah sakit. Untuk mengatasi ini perlu diadakan penerangan terus manerus bagi pengunjung poliklinik paru sebelum diadakan pelayanan pengobatan kesehatan serta perlu di bentuk pusat-pusat pelayanan penderita TB paue agar penderita tidak terlalu jauh datang ke poliklinik paru Rumah Sakit Dr.Ahmad Muchtar Bukit Tinggi.
Lung Tuberculosis as main public health problem in the developing country. Indonesia is one of the country with high prevalence of tuberculosis disease, is third -death after cardiovascular disease, lower respiratory infection. In developing countries 4-5 million peoples were covered every year, which are 3 million is dead. Indonesia prevalence Lung Tuberculosis with Acid Flaccid Bacteria positive about 0,29% cases of people and death ± 175.000 peoples every year. West Sumatera more than national prevalence is 5,3% of productive age. Successfulness of disease of control and treatment program is related closely to patients compliance. The aim of research to evident compliance treatment in polyclinic of Dr. Ahmad Muchtar Hospital Bukittinggi year 2000. The study was conducted on January to August 2000 by using cross sectional design. The population of this study was patients of Tuberculosis treatment with short course regiment at polyclinic of Dr. Ahmad Muchtar Hospital, have got Tuberculosis drugs for 6 month. Sample of 100 patients were taken from the perspective population. Data were collected by interviewing Tuberculosis patients using structured questionnaire. The result of the study showed that only 69 (69%) patient compliance to the treatment and 31 (31%) incompliance. The result of analysis found 5 variables significantly to treatment compliance (p c 0,05). First younger more compliance than older with OR 2,78 (95%CI 1,10 - 6,05). Second, good knowledge compliance than low knowledge with OR 14,74 (95%C13,96 - 34,05). Third high education compliance with CR 7,31 (95%CI 7,65 - 20,28). Fourth closely distance, compliance with CR 3,20 (95%CI 1,32 - 1,75). Fifth family supported, compliance with OR 2,57 (95%CI 1,05 - 6,27). The result of multivariate analysis with logistic regression method found 8 candidate variables of 10 independent variables and 2 variables statistically significant (p < 0,05), they are education with DR 7,31 (p = 0,000) and close distance with OR 3,20 (p = 0,0024). The analysis was controlling by the other variable, such as age, knowledge, job, sex, perception of service and family support. The study concluded that education and distance patient home have more contribution to treatment compliance of Tuberculosis disease in hospital than the other variables. Based on the result of the study, it is recommended to increase patients knowledge in Tuberculosis by health education, to increase patients compliance and make new Tuberculosis centre beside coordinate with health centre where is the patient live.