Penelitian tentang sistem informasi kesehatan mental untuk komuniti terapetik di Indonesia bisa dikatakan belum pernah dilakukan, padahal dengan semakin parahnya masalah ketergantungan obat di Indonesia, sistem informasi kesehatan mental komuniti terapetik merupakan sesuatu yang semakin penting untuk dikembangkan.
Sistem ini diharapkan dapat mengontrol dan mengevaluasi program komuniti terapetik (yang merupakan kelompok pertolongan diri sendiri) dalam rangka menjaga kualitas program penanganan, pada saat semakin kompetitifnya program yang ditawarkan kepada masyarakat.
Berkaitan dengan keadaan tersebut, maka penelitian ini secara umum akan mengkaji dan mengembangkan sistem informasi kesehatan mental pada Yayasan Titihan Respati sebagai komuniti terapetik residensial pertama di Indonesia. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan indikator yang spesifik untuk pengumpulan data evaluasi klinikal komuniti terapetik, membuat format pengumpulan data evaluasi klinikal komuniti terapetik, dan mengembangkan sistem operasional dan prosedural baku untuk evaluasi klinikal komuniti terapetik.
Dan riset yang menggunakan analisis data kualitatif ini diperoleh hasil akan pentingnya pengembangan indikator sistem informasi pada masing-masing elemen sistem. Pada tahap masukan perlu dikembangkan indikator sistem informasi yang lebih berorientasi pada jenis program yang diadakan, gambaran klien sebelum penanganan dan berorientasi pada jenis program yang diadakan, gambaran klien sebelum penanganan, dan segmentasi berdasarkan tingkat keparahan klien.
Pada tingkat proses perlu dikembangkan indikator yang dapat menilai area-area mana dari klien yang perlu ditangani dengan berorientasi pada rencana penanganan individual. Pada tingkat keluaran, perlu dilihat bagaimana klien ketika baru selesai dari program penanganan. Sedangkan pada tingkat hasil perlu dikembangkan indikator yang dapat melihat bagaimana gambaran klien ketika kembali bermasyarakat, sebagai umpan balik dari program.
Kendala yang terdapat dalam pengembangan sistem informasi kesehatan mental ini adalah sumber daya manusia terbatas dan masalah kordinasi pelaksanaan, baik dengan internal maupun eksternal. Sebagai lanjutan, penelitian ini menyarankan perlu diadakannya penelitian lanjutan dengan memperbanyak sumber informasi, memperkaya pengguna informasi, memperluas penelitian dengan memperhitungkan hirarki supervisi klinik, "mengembangkan otomisasi alat-alat tes psikologik, dan mengembangkan otomisasi sistem informasi kesehatan mental komuniti terapetik. Selain itu juga perlu dipertimbangkan untuk membentuk konsorsium atau wadah komunikasi antara lembaga rehabilitasi, mengembangkan mekanisme kontrol/umpan balik dan kualitas penanganan komuniti terapetik di Indonesia melalui sistem akreditasi, dan mengembangkan sumber daya manusia komuniti terapetik di Indonesia.
Daftar bacaan: 35 (1974-2000)
Analysis and Design of Mental Health Information System at Yayasan Titihan Respati Therapeutic Community 2000.Previous research about mental health information system for Indonesian therapeutic community was not conducted before this; although there was a basic tenet that the more severe Indonesian substance abuse problems, the more important - in Indonesia therapeutic community - to develop mental health information system. The system was expected to be a significant source in controlling and evaluating therapeutic community program - a self-help group program - in achieving quality improvement of treatment program, in the world of consumer oriented quality service competition.In this case, this research will analyze and design mental health information system at Yayasan Titihan Respati as the first residential therapeutic community program in Indonesia.These research objectives are to develop specific indicators in gathering clinical evaluation data for therapeutic community, to design data collecting instruments for therapeutic community clinical evaluation, and to develop operational and procedural manual for therapeutic community clinical evaluation.From this qualitative analysis research revealed the importance of developing information system indicators in each system elements. Indicators that program oriented, giving the description of clients before treatment, and client severity segmentation should be designed at input level. At process level, indicators that assess client treatment areas should be developed in basic consideration of individual treatment planning. Clients' description right after completing the program should be recorded at output level; and to describe the outcome, indicators that follow-up clients progress in their society after the treatment should be developed - as a feedback for the program.The constraints in this mental health information system development were the limitation of human resources and the difficulty in activity coordination - internally or externally. As further investigation, this research recommended to enrich information sources, information users, expanding the research through clinical supervision area, and developing automation of psychological tests and mental health information system. Besides, as the follow-up, this research also recommended to develop rehabilitation facilities consortium or communication forum, to build control and feedback mechanism for quality control through accreditation, and to empower therapeutic community human resources in Indonesia.References: 35 (1974-2000)