Perusahan membutuhkan dana yang akan dikelola oleh manajemen perusahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Kebutuhan dana yang diambil perusahaan dari dirinya sendiri melalui keuntungan yang didapat dari hasil usaha tentunya berkaitan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham perusahaan. Sedangkan dana dari luar dirinya didapat antara lain dari pemilik modal dan melalui pasar modal.
Berkaitan dengan dana yang akan ditanamkan di dalam perusahaan tersebut, maka manajemen harus mampu menumbuhkan harapan baik kepada pemegang saham maupun pemilik modal bahwa melalui perencanaan strategis perusahaan, kebijakan perusahaan, rencana-rencana ke depan, dan lain sebagainya, dana tersebut akan dapat kembali dengan berlipat ganda.
Pergerakan modal atau dana tersebut sangat cepat dan hampir tidak ada pembatasnya, selain adanya keyakinan bagi pemilik modal akan mendapatkan keuntungan yang signifikan. Oleh sebab itu harus ada informasi secara berkesinambungan yang diterima pemilik modal mengenai perkembangan perusahaan. Oleh karenanya manajemen perlu mengadakan tindak komunikasi terus menerus dengan investor maupun calon investor, dengan harapan timbul niat dan aksi dari investor untuk menanamkan dananya di perusahaan.
Komunikasi dilakukan perusahan lewat program-program komunikasi yang dikelola oleh Investor Relations (IR) dengan menggunakan berbagai bentuk komunikasi dan saluran yang dipilih sesuai dengan target audiensnya.
Penelitian dilakukan terhadap program komunikasi tersebut untuk mengetahui efektivitas program dengan melihat seberapa jauh pesan yang disampaikan mencapai target audiensnya. Melalui penelitian ini juga dapat diketahui arti dan ruang lingkup IR, mengkonfirmasikan kebijakan yang telah diambil perusahaan dan juga mengubah atau memperbaiki kebijakan tersebut.
Pendekatan penelitian terhadap program komunikasi IR adalah pendekatan melalui teori komunikasi SMCR dan dilakukan secara kualitatif untuk mendapatkan respon yang terbuka dari responden melalui wawancara.
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan juga tidak bersifat mengarahkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program komunikasi IR Astra telah sampai pada sasarannya dan pesan yang disampaikan hampir dapat secara utuh dimengerti oleh para analis sekuritas. Ketepatan waktu dalam memberikan informasi dapat dipenuhi dengan baik dengan ditunjang oleh adanya `single point contact' yang memudahkan analis dalam melakukan hubungan langsung lewat telepon. Media yang digunakan sudah cukup efektif dalam menyampaikan pesan-pesan perusahaan. Meskipun ada kekurang lengkapan data yang diinginkan analis, akan tetapi secara keseluruhan telah cukup memadai bagi analis untuk melakukan perhitungan-perhitungannya.
Peneliti memberikan saran untuk dapat lebih menyebarkan program komunikasi seperti "analyst gathering" lebih luas lagi cakupan geografisnya karena pemilik saham Astra cukup banyak tersebar di luar Jabotabek. Isi pesan berupa informasi finansial anak perusahaan harus dapat ditampilkan lebih detail lagi di dalam laporan tahunan Astra.
Disamping itu peneliti menyarankan agar dilakukan pendaataan investor melalui survey sehingga didapatkan perkiraan informasi semacam apa yang dikehendaki mereka. Dengan ini diharapkan program-program komunikasi yang dilakukan selanjutnya dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi untuk dapat mencapai efektifitas yang diinginkan.