Gerakan keluarga berencana (KB) nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu peningkatan kuantitas dan kualitas KB. Secara kuantitas mampu menurunkan TFR 2.85 menjadi 2.75 dan secara kualitas dengan meningkatkan metode penggunaan metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET). Secara nasional penggunaan MKET 36.2 % pada tahun 1998/1999. Sedangkan di kelurahan Pasir Putih dan Bungo Timur kecamatan Muara Bungo baru 20 %. Sehubungan dengan hal tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya penggunaan MKET dan tingginya Non-MKET di kelurahan Pasir Putih dan Bungo Timur dari angka nasional. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penggunaan MKET di kedua kelurahan tersebut.
Subyek penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi efektif dan non efektif di kelurahan Pasir Putih dan Bungo Timur kecamatan Muara Bungo Jambi. Sedangkan yang menjadi kajian penelitian yaitu faktor umur istri, pendidikan istri, pendidikan suami, status bekerja istri, kesejahteraan ekonomi, jumlah anak yang masih hidup, jumlah anak yang diinginkan, pengetahuan KB, dan persepsi terhadap petugas. Hubungan antara faktor-faktor tersebut dicari dengan pendekatan korelasional, kemudian dilanjukan dengan analisis univariat dan bivariat. Untuk melihat Hubungan serta faktor yang dominan melalui analisis multivariat.
Berdasarkan uji univariat dan bivariat diperoleh gambaran karakteristik sosiodemografi responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penggunaan MKET dan Non-MKET yaitu umur istri > 35 tahun, pendidikan istri, status bekerja istri, pengetahuan KB, dan persepsi terhadap petugas. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu pendidikan suami, kesejahteraan ekonomi, jumlah anak yang masih hidup, dan jumlah anak yang diinginkan. Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan yang paling berhubungan adalah umur istri > 35 tahun (P = 0.0000) setelah dikontrol oleh variabel status bekerja istri, pengetahuan KB, dan persepsi terhadap petugas.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas peserta KB melalui peningkatan pengetahuan KB pada ibu-ibu. Memotivasi PUS muda untuk ikut MKET dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap alat metode KB yang sesuai dengan kebutuhan.
Factors Related to the Choice of Selected Effective Contraception Method (MKET) and Non selected Effective Contraception Method (Non-MKET) in Acceptors of Family Planning in Pasir Putih and Bungo Timur Sub District Muara Bungo District, Bungo Regency, Jambi Province 1999/2000Family planning program is purposed to increase the welfare of children and mother which refers to the welfare and small family norms. In order to achieve this purposes we have to enhance the quality of family planning both qualitatively and quantitatively. Quantitatively by decreasing total fertility rate (TFR) from 2.85 to 2.75. Qualitatively by increasing the use of MKET. In 1998/1999, Nationally, the use of MKET is 36.2 % but in Pasir Putih and Bungo Timur sub district to it is only 20 %. Based on the description above, the problem of this research is that the use of MKET relatively lower than those of non MKET. Therefore, the purpose of this research is to know the factors related to the choice of MKET and non- MKET in these sub district. The subject of this research is the couples in fertile age which use MKET and non MKET in this area. The factors are the age of wives, education of wives and husbands, working status of wives, economic welfare, number of living children, number of expected children, knowledge of family planning and perception of health provider. Relation of those factors will be tested by using correlational approach. Univariate as well as Bivariate analysis. To investigate dominant factor, I used Multivariate analysis. Based on univariate and bivariate analysis it is known that factors related to the choice of MKET and non- MKET are the age education, working status, knowledge on of family planning and the perception of health provider. On the other side, those that are not related to are education of husbands, economic welfare, number of living children and expected children. The result of double logistic regresion analysis showed that the most dominant factor is the age of wives (P = 0.0000) after controling by working status of wives, knowledge of family planning and perception of health provider. The efforts that could be done to improve the quality of acceptors are by intensifing cooperation with regional goverment, relevant institution as well as implementing regulation which support MKET services.