Menjadi single parent bukanlah suatu hal yang biasa dilakukan oleh wanita Indonesia, lebih-lebih pada tataran masyarakat "akar rumput". Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional yang sangat kuat bahwa wanita harus menikah. Oleh karena itu status single parent cenderung untuk dihindari, karena menurut mereka hal ini suatu aib baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya bahkan bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya cenderung membuat mereka menutup diri. Hal ini juga akan mempengaruhi terhadap sosialisasi mereka di lingkungan masyarakatnya, juga akan mempengaruhi terhadap akses mereka terhadap sumber-sumber pembangunan yang ada di sekitarnya.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Sosial telah melaksanakan program P2WKS, dimana salah satu sasarannya adalah wanita single parent. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya masih banyak wanita single parent yang belum menikmati hasil-hasil pembangunan. Bahkan Program yang dilaksanakan dirasakan belum menyentuh mereka selaku single parent yang mempunyai permasalahan cukup kompleks baik secara ekonomi, sosial, emosional maupun psikologis. Oleh karena itu fokus kajian penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pengalaman wanita single parent selaku pribadi, dan pengalaman mereka sehubungan dengan keterlibatannya sebagai peserta program P2WKS.
Dengan mengetahui pengalaman wanita single parent tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi baru bagi pelaksanaan program P2WKS agar lebih efektif dan dapat menambah perbendaharaan informasi mengenai wanita single parent yang akhir-akhir ini semakin trend. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, observasi dan teknik wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman berstandar terbuka (Banister dkk. 1994, dalam Poerwandari, 1998:72).
Teknik Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis induktif dimana teori bukanlah suatu alat utama untuk memahami masalah tetapi hanya untuk memperkaya pemahaman terhadap gejala dan kenyataan yang diamati. (Gregory dan Altman, 1989 :20-41). Yaitu mengenai keluarga dan keluarga single parent serta permasalahannya yang dikemukakan oleh Miles & Dubois dan Pat Young, juga teori dan konsep yang dikembangkan oleh Schaffer dan Lamb dengan kerangka analisis yang dikembangkan oleh Rew dan Carino (dalam Laksmono, 1999).
Dalam menentukan informan penelitian, teknik yang digunakan adalah teknik purposive yaitu menentukan empat orang penerima program P2WKS Tahun Anggaran 1999/2000 sebagai informan utama, dua orang aparat kelurahan, dua orang pegawai Kanwil Depsos DKI Jakarta, dan satu orang PSM sebagai informan pendukung. Adapun lokasi penelitian di Kelurahan Bungur Kecamatan Senen Kotamadya Jakarta Pusat Propinsi DKI Jakarta. Adapun keseluruhan materi penelitian tersusun dalam enam bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka/Kerangka Teori, Bab III Gambaran Umum Program dan Lokasi Penelitian, Bab IV Temuan Lapangan, Bab V Analisis Masalah dan Bab VI Kesimpulan dan Saran.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan dan persamaan mengenai karakter kepribadian antara wanita single parent, meskipun mempunyai latar belakang yang berbeda. Disamping itu juga dapat diketahui bahwa wanita single parent dalam mengakses program pada kasus ini cenderung mengembangkan pola perilaku pasif karena perasaan malu dalam diri mereka sehubungan dengan status yang dimilikinya. Di samping karena stereotipe yang berkembang juga karena rendahnya pemahaman mereka terhadap program, juga karena kurangnya sosialisasi program itu sendiri karena penyediaan bantuan yang terbatas. Oleh karena dapat diketahui bahwa keterlibatan mereka terhadap program P2WKS dikarenakan adanya keberpihakan petugas pelaksana program, bukan karena inisiatif mereka sendiri. Selanjutnya di sisi yang lain, dalam kasus ini dapat diketahui pula bahwa meskipun mereka single parent ternyata mereka juga dapat menyekolahkan anak-anaknya pada jenjang pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan keluarga lengkap umumnya.
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh kesimpulan bahwa untuk mengatasi permasalahan para wanita single parent, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik mereka. Di samping itu, selain upaya peningkatan pendapatan ekonomi keluarganya, juga sangat dibutuhkan bimbingan sosial motivasi guna meningkatkan rasa percaya diri mereka agar dapat berfungsi sosial dengan wajar. Hal ini kiranya mempengaruhi pula terhadap akses mereka dengan program-program pembangunan yang telah dilaksanakan.