Petugas laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis merupakan tenaga yang sangat menentukan keberhasilan program P2TB dilingkungan wilayah kerja Sumatera Barat. Oleh karena itu tenaga laboratorium haruslah terampil dan memiliki kinerja yang baik. Tolok ukur kinerja adalah tingkat kesalahan pemeriksaan mikroskopis basil uji silang yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan Balai Laboratorium Kesehatan Padang. Masih tingginya angka tingkat kesalahan di Sumatera Barat menunjukkan bahwa petugas laboratorium puskesmas terutama laboratorium PRM di Sumatera Barat belum memperlihatkan hasil yang diharapkan, dengan perkataan lain kinerja petugas laboratorium PRM belum baik.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang kinerja petugas laboratorium PRM Berta faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas laboratorium PRM di Sumatera Barat. Faktor-faktor tersebut adalah pembinaan pimpinan, prosedur tetap, masa kerja, beban kerja, motivasi dan sarana kerja. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah petugas laboratorium PRM yang ada di Sumatera Barat yaitu sebanyak 40 petugas. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang dilakukan dari 9 Oktober sampai 11 November 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium PRM di Sumatera Barat baik 57,5%. Faktor pembinaan pimpinan, prosedur tetap, masa kerja, motivasi kerja dan kelengkapan sarana mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja petugas laboratorium. Sedangkan pembinaan pimpinan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja petugas. Penelitian ini menyarankan agar pembinaan oleh pimpinan dengan cara merobah pola manajemen puskesmas yang ada sekarang.
Relationship of Factors with the Performance of Laboratory Workers of Microscopic Referral Community Health Center in West Sumatera in the Year 2000Microscopic Referral Community Health Center laboratory workers are very important personnel in achievement of P2TB program in the work area of West Sumatera. Therefore, the laboratory workers must be skillful and have good performance. The performance standard of the laboratory workers is the level of inaccuracy of the result of cross-microscopic examination done by the Health Office of the West Sumatera Province in cooperation with Padang Health Laboratory Center. The high level of inaccuracy in West Sumatera indicates that the community health center laboratory workers especially the PRM laboratory in West Sumatera have not indicated good result, in other words, the performance of the PRM laboratory is not good yet.
The purpose of this research is to obtain information regarding the performance of the PRM laboratory workers and factors related to the performance of the PRM laboratory workers in West Sumatera. The factors are guidance by the leaders, fixed procedure, tenure, work load, motivation and facilities. This research used the cross sectional design. Sample of this research is the PRM laboratory workers that are available in West Sumatera namely 40 workers. The data collected are primary one and it was conducted from October 9 to November 11, 2000.
The research result indicates that the PRM laboratory workers in West Sumatera who have good performance are 57.5%. The factors such as guidance by the leadership, fixed procedure, tenure, work motivation and availability of facilities have significant relationship with the performance of laboratory workers. While the leadership training is a predominant factor that affects the workers performance. This research suggests that guidance by the leader needs to be done better, in order to change the management pattern of the existing community health center.