Masalah ketenagakerjaan nasional masih diwarnai oleh ketidaksesuaian (discrepancy) antara output lembaga pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA) dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia kerja atau industri. Sehingga banyak kesempatan kerja yang tersedia tidak dapat diisi oleh calon tenaga kerja. Ketidaksesuaian output tersebut disebabkan kerena kecepatan perubahan dunia kerja sebagai akibat kemajuan teknologi relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan kesiapan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam mengantisipasi kecepatan perubahan tersebut. Selain itu terjadi restrukturisasi industri dari padat karya ke industri padat modal yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan jabatan dalam dunia kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengetahuan dan keterampilan tenaga juru las di perusahan dan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh calon peserta latihan di BLK Condet. Kemudian menentukan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan materi pelatihan juru las di BLK Condet yang relevan dengan dengan kebutuhan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan, yaitu menentukan kesenjangan (discrepancy) antara pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tenaga jurulas di perusahaan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki calon peserta latihan di BLK. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menyebar kuesioner kepada 63 orang responden tenaga juru las diperusahaan dan 72 orang calon peserta latihan di BLK Condet.
Dari hasil analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang disebar kepada tenaga juru las di perusahan dan calon peserta latihan di BLK dengan tingkat kebutuhan materi pelatihan 58,85 % - 70,84 % (tabel.4.18), berdasarkan tabel 1.1, maka pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah dibutuhkan sebagai materi pelatihan di BLK Condet Jakarta.
Dengan adanya perbedaan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan tenaga juru las dari beberapa perusahaan dan perbedaan kemampuan dari calon peserta latihan yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda ( SMU dan SMK Teknologi ), maka dalam menentukan kebutuhan materi pelatihan di BLK hendaklah sungguh-sungguh mempertimbangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh tenaga juru las di perusahaan serta mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki oleh calon peserta latihan.