Penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium dan ditularkan melalui nyamuk Anopheles serta menyerang semua orang. Berdasarkan data surveilans penyakit malaria di Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 1997 sampai dengan 2000 menunjukkan bahwa kejadian malaria di kabupaten ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Kecamatan Cempaga terletak di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan daerah endernis malaria. Sebagian masyarakat Cempaga melakukan aktivitas di hutan sebagai sumber penghasilan keluarga, serta menginap di hutan. Petani yang menginap di hutan ini diduga berisiko menderita malaria.
Penelitian kasus kontrol ini bertujuan untuk mengetahui hubungan petani yang menginap di hutan dengan kejadian malaria di Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tahun 2002.
Dan hasil studi ini diketahui faktor petani yang menginap di hutan berhubungan dengan kejadian malaria, setelah dikontrol variabel lain OR 12,08 (95% CI 5.648 - 25.857). Sedangkan variabel kovariat yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah kebiasaan memasang kelambu waktu tidur malam OR 2.507 (95% CI 1.239 - 5.073), jarak rumah dari hutan OR 2.507 (95% CI 1.239 - 5.073) dan kebiasaan berpakaian keluar rumah malam hari OR 2.285 (95% CI 1,089 - 4.794).
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar puskesmas di Kecamalan Cempaga dan puskesmas lain di Kabupaten Kotawaringin Timur yang memiliki persamaan keadaan lingkungan dengan Kecamatan Cempaga melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang pemberantasan malaria. Penyuluhan ini diprioritaskan kepada petani yang menginap di hutan. Dalam penyuluhan tersebut disarankan agar tidak rnenginap di hutan, jika harus menginap agar memasang kelambu waktu tidur malam.
Daftar pustaka : 3l (1950 -2002)
The Association between Settling in the Forest and the Occurrence of Malaria in Sub-district Cempaga, District Kotawaringin Timur, Central Kalimantan in 2002Malaria is caused by Plasmodium and transmitted through Anopheles mosquito. The disease may attack every body. Based on surveillance data on malaria in district Kotawaringin Timur, in 1997 -2000, the disease incidence was not changed considerably. Sub-district Cempaga lies in the district of Kotawaringin Timur which is an endemic area for malaria. Some residents in the sub-district need to stay several nights in the forest to do their works as farmers. The farmers settling in the forest were suspected to beat higher risk of suffering from malaria.
The objective of this case control study was to know the association between settling in the forest and the occurrence of malaria in sub-district Cempaga, district Kotawaringin Timur, Central Kalimantan in the year of 2002.
The findings showed that settling in the forest, after being adjusted by other variables, was significantly associated with the occurrence of malaria (OR= 12.08; 95% CI: 5,648 - 25,857). Other variables associated with the occurrence of malaria were habit of using bed-nets (OR=2,507; 95% CI: 1 .239 - 5.073), distance from home (OR=2.507; 95% Cl: 1.239 - 5.073) and habit of using clothes when staying outside (OR= 2.285; 95% Cl: 1.089 - 4.794).
Based on the results, we recommended the community health center (CHS) in sub-district Cempaga dan other CHS's in district Kotawaringin Timur having the similar environment to conduct public health education and promotion about malaria control. The education and promotion intervention should be a priority for farmers settling in the forest. They are suggested to avoid staying in the forest. Should they settle in the forest, using bed-nets for sleeping is highly recommended.
Reference: 31 (1950 - 2002)