Tesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada anak-anak balita, para orang tua dan pembina balita di Sasana Bina Balita Mitra Bulog Jakarta. Penelitian memfokuskan pada permasalahan bahwa anak balita yang dititipkan di TPA karena kedua orang tuanya bekerja akan mengalami pola pengasuhan di dua institusi yang berbeda, yaitu TPA dan keluarga. Karena itu, penting untuk diketahui bagaimana pola pengasuhan yang diberikan di dalam Taman Penitipan Anak, di dalam keluarga, persamaan dan perbedaannya serta pelayanan profesional yang diberikan kepada anak balita di dalam Taman Penitipan Anak.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data diperoleh melalui tehnik wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan studi dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (penarikan sampling secara sengaja), dimana informan dipilih berdasarkan informasi yang dibutuhkan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola pengasuhan yang diberikan di dalam TPA, di dalam keluarga, persamaan dan perbedaannya serta pelayanan profesional yang diberikan di dalam Taman Penitipan Anak.
Informan dalam penelitian ini adalah para pembina balita dan beberapa orang tua dari: anak balita. Pembina balita, dengan pertimbangan karena selama anak dititipkan di TPA, pembina balita-lah yang bertuga mengasuh, merawat, mendidik dan menjaga anak-anak balita sampai orang tua menjemputnya. Orang tua dengan pertimbangan, bahwa orang tua sebagai agen sosialisasi yang utama memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengasuhan yang diberikan pada anak balita di dalam Taman Penitipan Anak dan keluarga, tidaklah selalu seragam. Di dalam TPA, pola pengasuhan yang diberikan adalah cenderung lebih autoritatif. Sedangkan di dalam keluarga, pola pengasuhan yang diberikan sangat bervariasi, ada yang otoriter, permisif, autoritatif dan gabungan.
Oleh karena itu, dalam mengoptimalkan pola pengasuhan yang diberikan pada anak-anak balita dan menyelaraskan pola pengasuhan di dalam TPA dan di dalam keluarga, hendaknya perlu ditingkatkan pengetahuan para orang tua tentang pola pengasuhan anak balita, peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pembina balita, peningkatan kerjasama antara orang tua dengan para pembina balita, dan tim ahli di TPA. Dengan pembenahan ini, diharapkan bahwa pola pengasuhan yang diberikan di dalam TPA akan selaras dengan yang diberikan di dalam keluarga sehingga tumbuh kembang anak balita akan menjadi optimal.